Masyarakat Inginkan Pemimpin Jujur

Masyarakat Inginkan Pemimpin Jujur

Hasil Survei Lasak

BENGKULU,Bengkulu Ekspress - Lembaga Analisa Suara Rakyat (LASaK) Bengkulu mengumumkan hasil survei tentang kriteria Calon Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu 2018-2023 yang diinginkan masyarakat, Kamis (1/2).

Dari hasil survei yang dilakukan terhadap responden yang ada di 9 kecamatan di Kota Bengkulu, masyarakat menginginkan pemimpin yang memiliki karakter jujur dibandingkan merakyat, tegas atau cerdas.

Hal tersebut kemungkinan disebabkan seringnya pemimpin di Bengkulu yang tersandung kasus korupsi akibat ketidak-jujurannya dalam pengelolaan keuangan atau lainnya.

Direktur LASaK Bengkulu, Dr (c) M Jeffri Arlinandes Chandra SH MH menjelaskan, dari survei yang mereka lakukan pada 15 hingga 21 Januari 2018 lalu, dapat disimpulkan dalam pilihan masyarakat mengenai karakter pemimpin yang diharapkan untuk memimpin Bengkulu 5 tahun ke depan yaitu pemimpin yang jujur dengan persentase sebanyak 99,56 persen, kemudian pemimpin tegas 98,89 persen, merakyat 98,88 persen dan pemimpin cerdas 98,67 persen.

Dipaparkan Jeffri, survei ini dilaksanakan di 9 kecamatan di Kota Bengkulu, berdasarkan gabungan antara responden yang memilih, 86,22 persen sudah mengetahui akan ada pemilihan Walikota Bengkulu, sedangkan 13,77 persen responden kurang tahu dan tidak tahu Pilwakot. Kemudian dari partisipasi 99,56 persen menyatakan sikap untuk memilih. Jadi, antusias masyarakat terhadap pesta demokrasi di Kota Bengkulu ini sangat bagus.

\"Dari sini kita juga bisa melihat bahwa masyarakat saat ini lebih memilih calon pemimpin yang jujur dibandingkan cerdas, hal tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya. Begitu juga dari hal program kerja, masyarakat lebih memilih pembangunan ekonomi ketimbang infrastruktur. Tetapi ke depan kita akan melakukan survei lanjutan di Kota Bengkulu,\" jelas Jeffri.

Kemudian, lanjut Jeffri, dari sisi program kerja yang diharapkan masyarakat dapat disimpulkan bahwa program yang diminati yaitu pembangunan ekonomi 86,67 persen (sangat setuju dan setuju), lalu infrastruktur terdapat 72 persen (sangat setuju dan setuju) dan pembangunan SDM 71,78 persen (sangat setuju dan setuju).

\"Hasil survei ini bahwa ada 450 responden yang kita gunakan, 50 responden kita bagi 9 kecamatan dan setiap kecamatan ada kelurahan-kelurahan yang kita bagi lagi. Kemudian untuk metodologi yang kita gunakan bahwa kita benar-benar ingin memvalidasi orang-orang yang akan memilih di Kota Bengkulu, jadi diharapkan hasil suara rill nantinya akan dipublis bahwa hasil ini benar-benar dari masyarakat Bengkulu, bukan berdasarkan pemilih lain,\" papar Jeffri.

Disisi lain, Arif (22), salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unib mengatakan bahwa survei politik yang dilakukan lembaga penelitian guna memetakan peluang para calon kepala daerah untuk bisa terpilih dalam pilkada dianggap tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil Pemilukada nantinya. Menurutnya, umumnya sebuah hasil survei secara tidak langsung akan memperlihatkan konstalasi atau tatanan politik yang terbangun di lingkungan masyarakat hingga perilaku pemilih yang dikaitkan dengan situasi terkini.

\"Tentunya berbagai informasi tersebut bisa menjadi pegangan atau pedoman bagi kandidat kepala daerah beserta tim sukses dalam mengambil langkah politik atau menyusun strategi kampanye dan taktik pemenangan,\" katanya.

Selain itu, hal yang terjadi di Bengkulu saat ini adalah krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah setelah melihat beberapa kasus yang menjerat pemimpin Bengkulu.

\"Ini karena sang pemimpin dinilai tidak jujur, kemudian sang pemimpin dianggap tidak sesuai dengan visinya pro-rakyat. Kita harapkan tahun 2018 ini akan lahir pemimpin di Kota Bengkulu yang benar-benar anamah, jujur dan merakyat,\" harapnya. (777)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: