Harga Pinang dan Kakao Anjlok
BENGKULU, BE - Mendekati Hari Raya Natal dan tahun baru 2017, harga sejumlah komoditas perkebunan seperti pinang dan kakao anjlok.
Salah seorang pengepul pinang dan biji kakao di daerah Sentiong Kelurahan Sentiong Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, H Nasrul yang ditemui Bengkulu Ekspress, Rabu (7/12) menyebutkan, dua pekan lalu, harga pinang menembus angka Rp 12.000 - Rp 13.000 per kilogramnya. Namun saat ini sudah turun.
“Sekarang berangsur turun dan sempat Rp 10.000/kg sebelum bertahan di Rp 8.000/kg, kalau kakao sebelumnya seharga Rp 28.000/kg sekarang turun menjadi RP 22.000/kg,” ujarnya.
Anjloknya harga tersebut diduga akibat dari banyaknya petani yang menimbun hasil panen mereka dan baru menjualnya mendekati akhir tahun.
\"Banyak petani yang menimbun dari beberapa bulan sebelumnya, lalu baru dijual sekarang. Jadi stoknya menumpuk sehingga harganya jadi anjlok. Padahal harapan mereka ingin mendapatkan untung yang besar,\" ujarnya.
Dijelaskannya, jatuhnya harga pinang dan biji kakao sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir yang berdampak langsung terhadap petani, karena harga kebutuhan seperti gula pasir, minyak goreng serta kebutuhan lainnya masih cukup tinggi, bahkan sembako lain seperti cabai, beras, daging ayam dan sapi mulai merangkak naik.
Dikatakan Nasrul, kakao dan pinang yang dibeli pada petani dijual kembali ke penampung (pengusaha) di Medan dan Padang. Pinang dan kakao yang dibeli tersebut merupakan hasil dari banyak petani yang datang ke kiosnya yang beralamat di Sentiong Kota Bengkulu
Nasrul mengatakan, banyak petani yang kecewa karena turunnya dua komoditas andalan mereka tersebut. \"Banyak yang tidak jadi jual dan memilih kembali menyimpannya dengan harapan harganya kembali naik,\" tutupnya Sementara itu, salah seorang petani pinang, Remi mengeluhkan hal tersebut.
\"Semua harga bahan pokok masih tinggi, sementara hasil panen kami masih dihargai rendah. Kami tidak dapat untung,\" keluh Remi (42), salah seorang petani pinang.
Ia dan petani-petani lainnya juga berharap pemerintah bisa memikirkan nasib mereka. \"Kasian rakyat kecil Mas, kalau harga jual tidak stabil begini. Tapi kalau sudah terdesak begini, ya mau diapakan lagi tetap kami jual,\" imbuh Remi.(cw2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: