Anggaran untuk HIV/AIDS Cuma Rp 150 Juta

Anggaran untuk HIV/AIDS Cuma Rp 150 Juta

\"HIV-red-ribbon-460x306\"  BENGKULU, BE - Wajar saja jika penyebaran penyakit Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Provinsi Bengkulu begitu cepat dalam beberapa tahun terakhir. Pasalnya, anggaran untuk penanunggalangan penyebaran penyakit mematikan itu setiap tahun sangat kecil.

Seperti tahun 2017 ini, anggaran yang diusulkan oleh Pemprov Bengkulu melalui Dinas Kesehatan hanya Rp 150 juta. Dana itu hanya untuk sosialisasi bukan untuk perawatan khusus penderita.

Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Seption Muhadi SAg kepada BE, kemarin (12/2), mengatakan, usulan anggaran sosialisasi sekitar Rp 150 juta tidak cukup. Melihat kondisi Bengkulu masuk dalam 5 besar dengan angka pertumbuhan penyebaran virus HIV/AIDS se-Indonesia, maka perlu penambahan anggaran.

Dikatakannya, dewan akan berusaha memasukan tambahan anggaran untuk HIV/AIDS ini saat pembahasan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TPAD).

\"Memang ada anggaran untuk HIV/AIDS namun hanya untuk sosialisasi. Jadi kita akan perjuangkan supaya ditambah di anggaran tahun 2017 nanti,\" ujar Seption.

Menurut Seption, dari total usulan anggaran Dinkes Provinsi pada APBD 2017 sebesar Rp 311,7 miliar, belum merata ke semua program, sehingga bisa diplot ke penanggulangan HIV/AIDS.

\"Anggaran yang sudah diusulkan belum merata, jadi harus diprioritaskan kepada masyarakat secara keseluruhan,\" tegas Seption.

Disisi lain, Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengatakan, Pemprov telah membuat program unggulan tentang kesehatan. Terlebih untuk penderita HIV/AIDS, juga akan dibuat program sosialisasi pencegahan hingga program prefentif untuk penderita.

Wagub menyerahkan kepada dewan dan SKPD terkait untuk membahasnya. Namun yang tak kalah penting, lanjut Rohidin, masyarakat harus memahami. Bahwa penderita HIV/AIDS jangan sampai dijauhi. Tapi yang harus dijauhi ialah penyebaran virus yang belum didapatkan obatnya ini.

\"Merakan (penderita,red) harus kita support, kit dukung. Agar secara mental, mereka dapat bertahan hidup sebaik mungkin,\" jelasnya.

Seperti diketahui, warga Bengkulu yang mengidap HIV/AIDS tahun 2001 hingga tahun 2016 ini, sudah mencapai 798 orang. Sementara yang meninggal sebanyak 169 orang. Tingginya penyebaran virus itu, wagub meminta penderita untuk memperiksakan kesehatannya. Sehingga penyebarannya dapat diminimalisir.

\"Yakinlah, bagi penderita yang melakukan pemeriksaan kesehatan, identitasnya akan dirahasikan. Karena tujuannya, untuk menyelamatkan yang bersangkutan dan meminimalisir penularannya,\" tandas Rohidin. (151)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: