Lestarikan Budaya Lewat Wayang Kulit

Lestarikan Budaya Lewat Wayang Kulit

Zulkifli : Nilai Pancasila Melemah

\"RIO-WAYANG BENGKULU, BE - Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, mengatakan, 4 pilar MPR saat ini dirasakan mulai memudar di tengah masyarakat. Salah satunya, nilai pancasila saat ini hanya hafalan diluar kepala setiap masyarakat, namun secara pengertian, pemahaman dan prilaku yang diterapkan justru dari zaman ke zaman semakin memudar, terutama pada sila ke-4 yang menjelaskan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

\"Coba saya tanya, musyawarah mufakat sekarang ini, kita saksikan dimana-mana menguat atau melemah?\" tanya Zulkifli saat membuka Pagelaran Seni Wayang Kulit Lakon Broto Seno Babat Alas dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-71 dan Sosialisasi 4 Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia di halaman kantor Pemkot Bengkulu, Bengkulu, Selasa (6/9) malam. Masyarakat yang hadirpun justru dengan sadar menjawab bahwa nilai tersebut sudah semakin melemah.

\"Sekarang saya tanya, apakah saat ini kepentingan bangsa dan negara lebih tinggi dibanding kepentingan pribadi dan golongannya?\" tanya Zulkifli lagi.

Dan dengan lantang pun masyarakat menjawab kepentingan bangsa melemah, hal ini menunjukkan bahwa kepentingan bangsa tidak lagi diutamakan. Sehingga nilai-nilai bangsa serta cita-cita bangsa Indonesia yang telah diperjuangkan sejak dahulu akan sulit terwujud. Tentu hal ini merupakan keprihatinan negara saat ini, dimana bangsa Indonesia tidak lagi sesuai dengan 4 pilarnya yang menjadi acuan untuk mempertahankan kemerdekaan.

\"Pancasila sudah tidak menjadi prilaku dan terancam lumpuh,\" tandas kakak kandung Helmi Hasan ini.

Kelumpuhan ini juga terjadi di pilar-pilar lainnya seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-undang Dasar 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.

\"Pancasila itu ada, tapi dimana Pancasila itu. Apakah di luar kepala? Pancasila hafal di luar kepala ya berarti diluar. Tapi tidak menjadi prilaku dan tidak menjadi budaya hidup manusia Indonesia lagi,\" tegasnya.

Usai memberikan sosialisasi dan pemahaman tersebut Zulkifli Hasan membuka secara resmi pagelaran seni wayang kulit dengan memberikan wayang secara simbolis kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhadjir Effendi MAP yang menjadi dalang dengan lakon Broto Seno Babat Alas.

Untuk diketahui Babat Alas menceritakan Wisomarto atau perjalanan para pandawa yang ingin hidup mandiri lepas dari belenggu para Kurawa. Namun dengan syarat harus dengan babat/membuka hutan Wisomarto yang mana disitu tempat tinggal para makhluk halus dan binatang-binatang buas. Dengan keyakinan yg teguh, maka dimulainya \"babat\" tersebut. Walaupun penuh keprihatinan namun dengan satu tujuan mulia dan tekad yang teguh demi terciptanya sebuah negara solid. Terwujudlah para Pandawa membuat sebuah Istana di Negara Kesatuan Republik Indraprastha.

Ketua Panitia, Purwadi mengatakan, pada dasarnya tujuan pagelaran ini untuk reaktulisasi nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. Sekaligus sebagai salah satu bentuk apresiasi dan langkah kongkrit dari MPR dalam upaya melestarikan budaya tradisional yang merupakan kekayaan intelektual Bangsa Indonesia.

\"Dan internalisasi pemahaman dalam 4 pilar MPR khususnya melalui pagelaran seni budaya. Salah satu upaya menggali kesadaran dan pentingnya nilai-nilai kebangsaan yang terangkum dalam 4 pilar tersebut,\" ujar Purwadi dalam sambutannya.(805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: