Dessy Novitasari, Peraih IPK Tertinggi Wisuda ke-79 Unib

Dessy Novitasari, Peraih IPK Tertinggi Wisuda ke-79 Unib

Keterbatasan Ekonomi Bukan Penghalang Meraih Sukses

\"Wisuda\" Keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk meraih cita-cita, prinsip yang ditanamkan Dessy Novitsari, peraih nilai indeks prestasi komulatif (IPK) tertinggi saat wisuda ke-79 di Universitas Bengkulu, kemarin (31/8). Endang Suprihatin, Bengkulu

Saat ditemui BE, wajah Dessy terlihat sumringah dan tersungging senyum manis. Layaknya mahasiswi wisuda lain, Desy mengenakan balutan busana dan toga wisuda, yang membedakan dengan wisuda lain adalah kain yang terselempang bertulis \"cumlaude\".

Berbagai rangkaian bunga dan ucapan selamat berdatangan dari keluarga, teman, sahabat dan kerabat. Kebahagiaan saat wisuda, Dessy hanya didampingi Ibunda Yuniar, adik dan saudaranya, karena ayahnya Baharudin sudah tiada. \"Saya anak pertama dari tiga bersaudara, dan ayah saya sudah tiada, \" ungkapnya mengawali perbincangan.

Desy termasuk dari keluarga yang tidak mampu, maklum ayahnya sudah tiada sejak tahun 2005 lalu, saat itu ia tengah duduk di bangku kelas 5 SD. Ibunya berstatus single parent itu melanjutkan profesi ayahnya sebagai pedagang gorengan. Dari penghasilan itulah ibunya Yuniar menafkahi ketiga anaknya.

Sejak lulus bangku Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Curup Selatan, Desy adalah siswa berprestasi, ia menjadi bintang kelas dalam setiap jenjang sejak duduk di bangku SD.

Dalam kondisi keterbatasan perekonomian, Ia berupaya untuk mengejar cita-citanya menjadi enterpreneur. Dalam keterbatasan tersebut, Desy berkeinginan besar untuk mengangkat derajat kehidupan keluarga. \"Saya berpikir bahwa untuk mengubah kehidupan kami, diperlukan pendidikan lebih tinggi. Dan saya memberanikan diri dengan mendaftarkan diri untuk mencari kuliah dengan tanpa mengeluarkan biaya,\" katanya.

Desy pun akhirnya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan mendapatkan beasiswa bidik misi, dan memilih Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Bengkulu . Alasan mengambil program studi itu karena memiliki prospek kedepan yang lebih luas, bisa menjadi guru, memanajemen organisasi, bekerja di perusahaan atau enterpreneur. Akhirnya ia lulus dengan menggondol predikat terbaik tingkat sarjana, dengan masa pendidikan empat tahun lamanya.

Perempuan berdarah minang, kelahiran 01 Desember 1993 tahun silam tesebut berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,93 mendekati sempurna. Lebih jauh Desy bercerita, sebenarnya ia manargetkan melaksanakan wisuda pada awal April 2016 lalu, namun harapannya itu kandas, setelah ia mengalami kecelakaan tepatnya pada Desember 2015 lalu. \"Kondisi saya saat itu membuat saya sangat down, skiripsi saya berantakan,\" bebernya.

Ia sangat bersyukur dengan kehadiran cinta kasih keluarga, support teman-teman serta dorongan dosen pembimbingnya Ferry Tema Atmaja SE MSi menyulut api semangatnya. Ia pun melanjutkan bimbingan skirpsi layaknya mahasiswa lainya, dengan kondisi sakit-sakitan dan harus ditopang dengan tongkat. \"Saat itu saya harus bolak balik ikuti bimbingan dengan menggunakan tongkat. Alhamdulillah karena support teman-teman dan dosen, saya bersemangat hingga selesai wisuda saat ini, \" ujarnya bersyukur.

Sebagai mahasiswi, selama menjadi anak kampus, Dessy pun mengaku aktif dalam keorganisasian. Menurutnya berorganisasi itu penting, Ilmu tidak cukup didapat dengan duduk diam, mendengarkan dari dosen, ilmu lain dan proses kepemimpinan bisa diperoleh lewat keorganisasian. Beberapa organisasi yang ia tekuni seperti GMNI, eksternal kampus, Himpunan Mahasiswa Manajemen, Art Comunity dan lainnya.

Ia juga sempat menjadi duta mewakili Universitas Bengkulu mengikuti lomba PPI tingkat nasional di Jakarta, melakukan kompetisi akademik dengan universitas lainnya. Prestasi ini, kata Desy ia persembahkan kepada ibunya.

\"Meski single mam, mampu dan bisa menyekolahkan saya dan kedua adek-adek saya, ini suatu keberhasilan yang sangat baik, ucapan terimakasih juga tak lupa saya sampaikan kepada sanak faimili yang membantu baik materi maupun moril,\" ucapnya.

Setelah lulus, Desy mengaku akan mencari pengalaman kerja. Memang saat ini sudah ada beberapa rekomendasi pekerjaan dari dosen, hasilnya ia harap bisa membantu perekonomian keluarga. \"Selaku anak pertama saya memiliki tanggung jawab kepada kedua adek-adek saya, untuk bisa mengenyam pendidikan,\" katanya. Tetapi, selain mendapatkan pekerjaan, Dessy berencana melanjutkan pendidikannya ke jenjang pascasarjana.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: