Mengunjungi Makam Putri Gading Cempaka

Mengunjungi Makam Putri Gading Cempaka

Siapkan Syarat Khusus, Berharap Do\'a Terkabul

\"MAKAM

Meski kisah hidupnya tak bisa digambarkan secara gamblang, cerita Putri Gading Cempaka yang merupakan istri dari salah satu raja di Bengkulu, Baginda Maharaja Sakti cukup tersohor. Bahkan, hingga saat ini makam keduanya yang berlokasi kilometer 15, Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Benteng ramai dikunjungi peziarah. Bakti Setiawan, Benteng

\"SAYA adalah keturunan ke-7 (tujuh) dan diamanahkan sebagai salah seorang kuncen atau juru kunci penjaga makam, tak tahu seperti apa kisahnya semasa hidup,\" ujar Ibnu Sahir ketika wartawan harian Bengkulu Ekspress (BE) menggali informasi tentang sosok Putri Gading Cempaka.

Sedikit cerita yang diketahuinya secara turun temurun. Diketahui bahwa Putri Gading Cempaka merupakan salah satu anak raja yang berparas cantik yang diperbutkan sejumlah keturunan raja luar Bengkulu saat itu.

Mendengar kisah inilah, tak sedikit pula warga yang berasal dari luar dan Kabupaten Benteng, serta luar Provinsi Bengkulu mendatangi makam Putri Gading Cempaka yang berada tepat di sebelah makam sang Baginda Mahajara Sakti itu. Seperti Provinsi Lampung, Jakarta, Palembang Sumatera Selatan serta ataupun daerah lain.

Biasanya peziarah datang dengan cara membakar kemenyan, memanjatkan doa sembari membaca surat Al-Fatihah ataupun menyembelih hewan ternak, seperti ayam, kambing dan sapi.

Tak sedikit pula peziarah datang dengan maksud untuk mengharapkan agar keinginannya terwujud. Seperti kesehatan, permasalahan jodoh hingga keinginan ataupun untuk mendapatkan jabatan tertentu. Biasanya peziarah akan banyak datang disaat malam tertentu, seperti malam Jumat Kliwon ataupun malam Rabu pahing.

Akan tetapi, terkhusus bagi yang memiliki permintaan khusus itu, para peziarah pun diminta untuk menyiapkan khusus yang telah ditentukan untuk dibawa ke makam. Seperti minyak jiparon, minyak arab, sirih 7 (tujuh) subang, rokok tujuh batang, punjung kuning, dupa, garu, liling merah, kembang tujuh macam serta telur tujuh butir.

\"Banyak pula pihak swasta atau pejabat yang datang untuk ziara. Bagi mereka memiliki permintaan, mereka harus memakai syarat khusus. Dari keseluruhan yang datang, hampir 90 persen dari mereka berhasil (keinginan terkabul,red),\" ungkap pria yang sudah menjadi juru kunci sejak tahun 1999 itu.

Dia mengaku, menjadi juru kunci merupakan amanah yang diberikan juru kunci sebelumnya, almarhum Abdul Kader Jaelani yang merupakan pamannya sendiri. Kalau itu, makam Baginda dan Putri Gading Cempaka masih belum terurus dan dipenuhi rumput serta belukar.

Tanpa menjelaskan alasan jelas, salah seorang pengusana dermawan, yakni Zulman, Selamat Jaya (SJ) datang dengan niat baik untuk membangun makam tersebut. Pembangunan makam bersejarah inipun dilakukan secara bertahap sejak tahun 1999. Dari yang sebelumnya hanya dilengkapi dengan batu nisan berasal dari batu aceh persegi empat. Kini makam menjadi lebih indah dan berada di sebuah bangunan semi permanen warna kuning dan berukuran lebar 4 meter dan panjang 5 meter, serta dihiasi kain berwarna kuning.

Meski makam yang tak tertutup sepenuhnya, setiap pengunjung yang hendak ziarah, diminta menemui juru kunci terlebih dahulu untuk mengambil kunci bangunan makam yang dilengkapi pintu tralis bergembok.

Selain terdapat makam Putri dan Baginda Raja Mahasakti, pemakaman yang berlokasi sekitar 100 meter dari jalan lintas Kota Bengkulu-Kabupaten Bengkulu Utara (BU) ini juga dijadikan sebagai salah satu lokasi tempat pemakaman umum (TPU) bagi warga setempat. Saat ini jalan menuju pemakaman sudah dibangun rabat beton dan gapura besar bertuliskan Balai Buntar.

\"Saat ini pembangunan makan terus dilakukan, yakni pembangunan pagar keliling yang dilakukan pihak swasta. Setahu saya, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah hanyalah gapuran besar memasuki kawasan pemakaman,\" demikian Ibnu.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: