Toke Luar Masuk, Harga Beras Meroket
LEBONG TENGAH, Bengkulu Ekspress - Masa panen padi di tahun 2016 di Kabupaten Lebong, menjadi daya tarik bagi pelaku usaha dari luar Lebong untuk membeli beras maupun gabah petani. Kondisi ini cukup menguntungkan para petani, namun di sisi lain dengan masuknya para toke ini dikhawatirkan membuat stok beras dan gabah untuk Kabupaten Lebong sebagian besar tersedot keluar. Saat ini harga jual gabah petani telah melampaui harga tahun kemarin yakni Rp 180 ribu per karung menjadi Rp 200 ribu per karung. Bahkan untuk harga beras saat ini terus meroket naik dari harga Rp 225 ribu per kaleng menjadi Rp 230 ribu per kalengnya. Salah satu petani Lebong, Marwan (46), warga Kecamatan Bingin Kuning mengatakan, harga jual gabah petani kepada toke dari luar Lebong berkisar antara Rp 200 ribu - Rp 205 ribu per karung atau setara dengan 4 kaleng gabah. Harga ini sudah lebih tinggi dari ketentuan pemerintah. Tingginya harga jual gabah pada saat musim panen ini juga menyulitkan para pemilik heller di Kabupaten Lebong karena rata-rata pemilik heler hanya berani membeli gabah standar dengan HPP. \"Kondisi sekarang ini cukup dilematis, di satu sisi dengan tingginya harga jual cukup menguntungkan para petani, namun disisi lain dengan kondisi banyaknya toke dari luar Lebong yang masuk mengkawatirkan kita karena rata-rata para petani menjual seluruh hasil panen mereka. Akibatnya stok untuk kebutuhan kabupaten Lebong sendiri kita kawatirkan tidak terpenuhi,\" kata Marwan yang juga sebagai tokoh masyarakat Bingin Kuning. Menanggapi kondisi itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lebong, Sumiati SP, menjelaskan, pihaknya sendiri tidak bisa melakukan melakukan intervensi terhadap pasar pada saat kondisi harga gabah di atas HPP. \"Kita baru bisa melakukan upaya mendongkrak harga jika pada saat panen kondisi harga jual gabah petani di bawah HPP, kalau sekarang ya mekanisme pasar lah yang berlaku. Kita sendiri juga heran dengan tindakan para toke-toke dari luar Lebong ini. Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa,\" jelas Sumiati. Wakil Ketua I DPRD Lebong, Mahdi SSos mengatakan, dengan tingginya haraga jual beras dan gabah saat ini memang menguntunkan petani, tetapi dengan banyaknya gabah yang dijual keluar daerah akan mempercepat masa paceklik di masyarakat. Untuk itu, perlu adanya upaya pencegahan agar padi warga Lebong tidak bebas keluar dari Lebong, misalnya dilakukan pembelian gabah petani. Analisa yang disampaikannya dengan banyaknya gabah yang dijual ke luar, dalam waktu 2-3 kedepan harga beras bisa melonjak hingga Rp 140 ribu per kaleng dari harga Rp 130 ribu per kaleng saat ini. \"Biasanya warga akan tergoda untuk menjual seluruh hasil pertaniannya untuk mendapatkan keuntungan. Tetapi pada saat terjadi lonjakan harga dan stok petani sudah tidak ada, mereka harus membeli dengan harga mahal. Ini lah yang perlu di antisipasi. Jangan sampai kita yang menghasilkan padi tapi kita juga yang membeli beras,\" ujar Mahdi.(777)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: