Puluhan Hektar Padi Rusak

Puluhan Hektar Padi Rusak

BENGKULU, BE- Banjir yang melanda Kota Bengkulu sejak Jumat (13/5), telah merusak puluhan Hektar tanaman padi di persawahan Kelurahan Rawa Makmur Kota Bengkulu. Padi yang tinggal menunggu hitungan hari untuk dipanen ini tenggelam, sehingga hasil panen padi para petani terancam menurun.

\"Kalau dihitung keseluruhan, tanaman padi dipersawahan ini mencapai 50 Ha. Sudah jelas, hasil panen kami nantinya akan menurun akibat terendam banjir ini,\" kata petani persawahan di Kelurahan Rawa Makmur, Kirana, Sabtu (14/5).

Kirana mengatakan, untung saja sebagian besar padi di perwasahan tersebut sudah tua atau matang. Jika padi masih muda atau baru menanam, sudah pasti para petani akan gagal panen dan mendapat kerugian yang lebih besar. \"Sebagian padi sudah dipanen dan diletakan dipersawahan, karena ada banjir jadi hanyut padi-padi itu. Tidak seluruhnya dapat ditemukan atau diambil,\" tuturnya.

Hujan yang terus melanda Kota Bengkulu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para petani, karena mengingat padi yang belum dipanen akan semakin rusak jika banjir tidak surut. Padi-padi tersebut akan mengalami pembusukan, jika terlalu lama terendam banjir. \"Jika banjir tidak surut, bisa mengancam hasil panen kami dan bisa rugi besar kami,\" ujarnya.

Hasil panen padi tersebut sebagian akan dijadikan sebagai bibit kembali, namun jika kasusnya seperti ini maka padi tersebut tidak bisa dijadikan bibit. Para petani tidak bisa berbuat lebih, kecuali memanen secara paksa padi-padi mereka sebelum membusuk. \"Saya harap pemerintah dapat membuat siring disekitar sawah ini, lalu kalau bisa bantu kami untuk bibit padi,\" harapnya.

Banjir di perwasahan ini memang kerap terjadi, namun banjir sebelumnya tidak sampai setinggi kali ini. Serta tidak sampai merusak tanaman padi para petani. Drainase disekitar persawahan sudah tersedia, namun drainase terlalu kecil dan tidak mampu menampung air dengan kuota besar. \"Padi yang sudah dipanen harus dijemur beberapa hari hingga kering, supaya bisa dipakai atau bisa dimakan. Namun akhir-akhir ini tidak ada panas, sehingga dapat membuat padi kami ini busuk nantinya,\" jelasnya.

Para petani sudah pasti akan segera dan secepatnya memanen tanaman padinya, karena ditakutkan akan membusuk. Namun para petani mempunyai kendala dengan air banjir yang masih tergenang, binatang-binatang berbahaya dan sulitnya memanen salah satunya. \"Padi ini mau dipanen seluruhnya, namun air masih tinggi. Sehingga sulit dan takut ada binatang berbahaya seperti ular,\" pungkasnya.

BPBD Pantau Banjir 24 Jam

Banjir yang merendam ribuan rumah warga di Tanjung Jaya membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu mengerahkan personil dan perlengkapannya untuk memantau 24 jam. Meski ketinggian air telah surut, namun kondisi cuaca belum bisa diprediksi.

\"Posko ini kita berencana sepanjang masyarakat masih membutuhkan atau air masih mengenangi rumah, maka akan tetap kita pantau dari posko ini,\" kata Kepala BPBD Kota, Ir Mulyani melalui Sekretaris BPBD Rafrizal kepada BE saat ditemui di Posko, kemarin.

Lanjutnya, BPBD kota sendiri menjadi komando dari seluruh kegiatan pelaksanaan bantuan dan penerimaan bantuan dari pihak-pihak lain. Berdasarkan data sementara, dari 1400 Kepala Keluarga (KK) yang terkena banjir 80 persen bantuan telah disalurkan.

\"Kami sudah mendata sekitar 1400 KK yang terkena banjir, dari jumlah tersebut 80 persen sudah kami salurkan bantuan,\" ungkapnya. Adapun bantuan yang disalurkan berupa makanan mie instan, kemudian makan siap saji seperti bubur kacang merah, makanan tambahan gizi, dan lauk pauk. Sementara mekanisme dalam penyaluran bantuan sendiri, pihaknya meminta bantuan dari warga atau Ketua RT untuk melakukan pendataan, yang kemudian disingkronkan dari hasil data petugas BPBD sehingga warga yang mendapatkan bantuan tersebut tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan.

\"Kita berdasarkan permintaan dari RT itu cukup sekali saja kita kasih bantuan itu, tapi kalau sampai diberikan kedua kalinya kita lihat dulu keadaan banjirnya apakah memang perlu di berikan lagi apa tidak,\" tutur Rafrizal.

Ia juga mengungkapkan saat ini kondisi ketinggian air semakin berkurang yakni sebatas paha orang dewasa atau 60 sentimeter. Jika dibanding sebelumnya hampir mencapai 2 meter. Selain itu, ia juga memprihatinkan kondisi warga yang terus-terusan menjadi korban banjir setiapkali kota Bengkulu dilanda hujan. Menurutnya, rencana pemerintah daerah untuk membuat bak penampungan air hujan masih dirasakan kurang efektif untuk mengentaskan persoalan banjir di kelurahan tanjung jaya. Sebab banjir yang melanda kawasan tersebut bukan disebabkan hujan tetapi banjir kiriman sungai bangkahulu. Namun, bilamana dibangun dinding sungai bisa saja menjadi salah satu solusi hanya saja hal tersebut perlu kajian mendalam dari pihak terkait, karena tergantung kemampuan APBD kota.

\"Memang bak penampung itu bukan solusi utama, karena air nya itu dari hulu, karena apa? air laut pasang air datang,\" pungkasnya. (805/722)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: