Ditikam, Satu Kritis Satu Tewas
BENGKULU, BE - Petaka menghampiri dua warga Kelurahan Kandang Mas Kecamatan Kampung Melayu, Suhendi (21) tinggal Rt 10 Rw. 04 dan tetangganya, pegawai Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Bengkulu, Riki Bas (28).
Siapa sangka sepulang dari menikmati acara bakar-bakar ayam, kedua sekawan itu malah menjadi korban penikaman mengakibatkan Suhendi kritis dan Riki meregang nyawa, pada Minggu (1/5) dinihari.
\"Riki meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit M. Yunus Minggu (1/5) dinihari, terus subuhnya dia langsung dibawa ke Manna, untuk dimakamkan di sana,\" kata kakak kandung Suhendi, Sandi (27) kepada BE, kemarin.
Dijelaskan Sandi, Riki yang notabennya seorang kepala keluarga itu tewas dengan luka tikaman yang banyak, disekujur tubuhnya. Sehingga, ia tidak dapat mengingat lagi dibagian tubuh mana saja yang telah, dilubangi oleh senjata tajam pelaku tersebut.
\"Dia (Riki, Red) sudah berkeluarga, luka tikaman di badannya banyak sekali seperti di dada, perut, lengan dan yang lain, mungkin lebih dari lima tikaman,\" ucapnya.
Sedangkan, Suhendi sendiri mengalami tiga luka tikaman yang cukup serius, seperti dibagian dada, perut dan lengannya. Sehingga, anak bungsu dari empat bersaudara yang tengah kritis itu, harus menjalani operasi penyelamatan yang sangat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus Kota Bengkulu, pada Minggu (1/5) siang.
\"Hendi (panggilan akrab Suhendi, Red) mengalami 3 luka tusukan di dada, perut dan lengannya, tadi sudah dioperasi, sekarang kita mau melakukan ronsen terhadap tubuhny,\" ungkap Sandi.
Diceritakan Sandi (27), peristiwa berdarah itu berawal, saat Suhendi berangkat dari kediaman mereka pada Sabtu (30/4) sekira pukul 10.00 WIB, bersama Riki, Edi, Jeri dan Syahril untuk pergi ke kawasan Padang Serai. Tujuan mereka pergi ke kawasan itu menggunakan mobil sedan berwarna merah maroon, untuk menghadiri acara bakar-bakar ayam yang digelar salah satu teman mereka.
\"Sesudah acara bakar-bakar ayam itu selesai, mereka berlima langsung pulang melewati Jalan Belakang Kelurahan Kandang Mas,\" tutur Sandi.
Saat melewati Jalan tersebut kelima sekawan itu bertemu sekelompok preman yang tengah asik, nongkrong sambil meminum minuman keras (miras) di jembatan yang berjarak sekitar 100 meter, dari kantor Lurah Kandang Mas.
Kemudian, dengan sengaja sekelompok preman yang diperkirakan berjumlah 15 orang itu, menyetop mobil yang dikemudikan oleh pegawai LLAJ tersebut.
\"Terus sekitar tiga orang dari mereka menghampiri dan bilang kalau bawa mobil itu jangan ngebut-ngebut, terus Riki jawab iya ini sudah pelan,\" ujar Sandi, menirukan ucapan Riki.
Setelah mendengar jawaban dari Riki tersebut, kawanan preman yang dalam pengaruh minuman beralkohol itu merasa tersinggung dan langsung, menghujamkan pisau yang ia genggam ke tubuh Riki secara bertubi-tubi.
Kemudian, melihat salah satu temannya sudah melancarkan kepiawaiannya dalam menggunakan senjata tajam, kawanan preman yang lainnya pun merasa terpancing untuk menunjukkan kebolehan mereka. \"Mungkin karena merasa tersinggung pelaku itu langsung menikam Riki berkali-kali dan yang satunya lagi menikam Suhendi,\" kata Sandi.
Sementara, tiga rekan Riki dan Suhendi yang duduk di bangku belakang mobil tersebut, seperti tengah dinaungi keberuntungan atau nasib baik berhasil melarikan diri, dari perbuatan anarkis dilakukan sekelompok preman tersebut.
\"Tiga orang kawannya yang duduk di bangku belakang, beruntung bisa berhasil menyelamatkan diri dari kejadian itu,\"
Setelah berhasil menyelamatkan diri dari amukan para preman liar tersebut, Edi, Jeri dan Syahril kembali lagi ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan kondisi Riki dan Suhendi, seusai kawanan preman itu melampiaskan amarahnya. Kemudian, mereka bertiga langsung mengevakuasi Riki dan Suhendi ke RSUD M Yunus, serta melaporkan peristiwa berdarah itu ke Mapolsek Kampung Melayu.
\"Sesudah menyelamatkan diri, mereka bertiga kembali lagi, terus langsung membawa Riki dan Suhendi ke Rumah Sakit. Terus membuat laporan ke Polsek kampung Melayu,\" tambah Sandi.
Meskipu demikian, peristiwa berdarah nan mengerikan ini masih belum mendapat keterangan resmi dari pihak Mapolsek Kampung Melayu. Sebab, beberapa kali awak media ini mencoba menelfon Kapolsek Kampung Melayu, Iptu Yudha Setiawan enggan menjawab dan sms yang dikirmkan pun tak dibalasnya. (470)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: