SPG hingga PL Terjaring
ARGA MAKMUR, BE - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polres Bengkulu Utara (BU), sekitar pukul 22.20 WIB Kamis (21/4) menggelar razia di hotel dan kos-kosan yang ada di Kota Arga Makmur. Razia dengan melibatkan puluhan personel ini menindaklanjuti laporan terkait maraknya penyakit masyarakat (pekat) di Arga Makmur. Dari hasil razia gabungan ini, sedikitnya 15 muda-mudi yang tidak membawa kartu identitas terjaring dan diangkut petugas. Dari belasan muda-mudi itu, 5 orang diantaranya sales promotion girl (SPG) rokok asal Kota Bengkulu terjaring di tempat yang berbeda. 3 orang terjaring di Hotel Kurmia dan 2 SPG lainnya terjaring di Hotel Dion bersama 2 wanita pemandu lagu (PL) dan 1 pengunjung. Sedangkan 7 orang lainnya terjaring di beberapa hotel yang juga tidak bisa menunjukkan kartu identitasnya. \"Razia gabungan ini kami lakukan untuk meningkatkan keamanan, khususnya penyakit masyarakat. Ada 15 muda-mudi yang terjaring karena tidak bisa menunjukkan KTP,\" kata Kasatpol PP Bengkulu Utara, Syamsuardi. Rata-rata SPG yang terjaring berasal dari Kota Bengkulu, mereka beralasan tidak membawa identitas lantaran terburu-buru hendak promosi di Kota Arga Makmur. Hanya saja dari semua yang terjaring razia tersebut belum terindikasi menyalahgunakan narkoba. Razia sendiri tidak berjalan mulus, seperti saat anggota Satpol PP dan polisi ingin memasuki salah satu kamar Hotel Kurnia, sempat mendapat penolakan dari SPG. Mimik muka kesal pun langsung ditunjukkan kepada petugas. \"Mereka umumnya panik, padahal kami hanya meminta identitasnya saja. Jika punya kenapa harus panik, ini untuk menertibkan perda juga,\" imbuh Syamsuardi. Razia yang selesai sekitar pukul 24.00 WIB tersebut diakhiri dengan mendatangi kos-kosan di kawasan Jalan Fatmawati, Kota Arga Makmur. Yang dituju adalah salah satu rumah kos yang diduga sering digunakan pasangan muda-mudi berkumpul sampai larut malam dengan kondisi lampu dimatikan. Namun, razia di kos-kosan ini tidak membuahkan hasil. Kuat dugaan razia sudah bocor. \"Kita sudah menyusun rencana dengan Satpol PP dan anggota Sabhara, tapi tidak ada hasilnya. Berdasarkan laporan masyarakat, kos-kosan ini sering digunakan muda-mudi bukan muhrim berkumpul sampai larut malam dengan lampu dimatikan,\" jelas Lurah setempat, Saiful.(167)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: