BEM Sumbagsel Demo Jokowi

BEM Sumbagsel Demo Jokowi

BENGKULU - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh perguruan tinggi yang berada di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), menggelar unjuk rasa di Simpang Lima Kota Bengkulu, pukul 10.15 WIB, kemarin (23/3). Aksi ini karena menganggap kran demokrasi sudah mulai menjauhi esensi reformasi, dan pemerintahan yang membungkam hak demokrasi masyarakat.

Pantauan BE, terlihat puluhan mahasiswa yang rata-rata mengenakan almamater berasal dari Universitas Bengkulu, Universitas Jambi, Universitas Akademi Kesatuan Lingkungan Sumatera, Universitas PGRI Bina Husada, Universitas Sriwijaya, Politeknik Negeri Lampung dan Universitas Lampung itu, berjalan kaki dari arah Simpang Jamik menuju Simpang Lima. Selanjutnya puluhan mahasiswa itu mengambil barisan di tepi Jalan Suprapto tepatnya di depan kantor Telkom Bengkulu. Mereka langsung meneriakkan orasi kekecewaan yang mereka pendam terhadap Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

\"Karena ulah Presiden Jokowi, Indonesia hari ini mengalami masalah yang sangat kompleks terkhususnya di wilayah Sumbangsel. Seperti harga komoditi perkebunan yang terus terjun bebas, kebakaran hutan yang kian menjadi-jadi, kekerasan terhadap perempuan dan anak yang selalu meningkat setiap tahunnya,\" kata Chairunnas, mahasiswa Universitas Sriwijaya yang menjadi koordinator aksi BEM wilayah Sumbangsel, kemarin.

Menurut Chairunnas, permasalahan yang tengah membelit Indonesia tidak akan pernah terselesaikan jika pihak pemerintah tidak mau merangkul dan mendengarkan aspirasi seluruh elemen yang terlibat. Padahal seharusnya dengan konsep demokrasi, persoalan itu dapat diselesaikan melalui dialog-dialog dan forum aspirasi.

\"Tapi sayangnya proses demokrasi yang telah berlangsung sekarang ini, tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan masyarakat luas,\" tuturnya.

Lanjut Chairunnas, dalam catatan sejarah, reformasi itu terlahir sebagai dampak karena dikekangnya hak berpendapat dimuka umum. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan represif pemerintah yang anti kritik.

\"Lalu saat ini, usia reformasi yang baru menginjak 18 tahun mungkin sudah dianggap terlalu tua, sehingga pembunuhan terhadap hak berdemokrasi pun perlahan hidup kembali, layaknya orde baru dulu,\" ungkapnya.

Selain itu, Chairunnas mengatakan, akhir-akhir ini pemerintahan atau birokrat yang anti kritik menjadi sorotan serius dari semua kalangan. Pemerintahan atau birokrat yang enggan berdialog dan menghadiri forum-forum diplomatis, memberi sinyal bahwa kran demokrasi sudah mulai menjauhi esensi dari reformasi.

Bahkan, sambung Chairunnas, bahkan untuk bertemu pejabat negara harus berhadapan dengan pengamanan yang berlapis-lapis terlebih dahulu.

\"Oleh sebab itu juga, banyak aktivis mahasiswa di Drop Out (DO) karena mengkritik birokrat kampus, lalu aktivis yang diamankan ketika sedang berdemonstrasi, kemudian banyak pula yang ditangkap karena mengkritik lembaga-lembaga pemerintahan, meskipun yang disampaikan hanya aspirasi penderitaan rakyat,\" imbuhnya.

Kemudian, setelah menyampaikan sekian banyak aspirasi yang mereka teriakkan itu, sambil memutar lagu yang berjudul Buruh Tani aliansi mahasiswa BEM Sumbangsel tersebut mengeluarkan dan menandatangani spanduk. Spanduk yang ditandatangani masing-masing perwakilan BEM Universitas itu, bertuliskan BEM seluruh Indonesia wilayah Sumbangsel menyatakan bahwa mengkritik keras aksi represif pemerintah atau birokrat terhadap elemen gerakan mahasiswa atau masyarakat dalam penyampaian pendapat di depan umum, secara tegas menolak menolak adanya pejabat publik yang anti kritik baik di lingkungan pemerintahan maupun birokrasi kampus dan mendesak aparat pemerintah membuka kran demokrasi seluas-luasnya dalam menjaring aspirasi masyarakat terutama melalui forum-forum dialog yang diplomatis.

Kemudian, mencekal oknum media yang tidak independent, sehingga bungkam terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh elemen gerakan mahasiswa atau masyarakat, serta mengajak seluruh elemen bangsa untuk memberikan dukungan solidaritas terhadap para aktivis yang ditangkap selepas aksi-aksi demonstrasi yang mereka lakukan. (cw6)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: