Petinggi D4F Jamin Tak Kabur

Petinggi D4F Jamin Tak Kabur

\"DPP

BENGKULU, BE - Pengurus Nasional Ekonomi Sosial (NESIA) atau dikenal Dream for Freedom (D4F) akhirnya angkat bicara. Komunitas ini mengklaim tetap eksis dan meminta partisipannya tetap tenang menghadapi perbaikan sistem yang dilakukan.

Owner Nesia Fili Mutaqien melalui Humas DPP Nesia Jonatan Tarigan SH mengungkapkan penutupan akses sementara ke website www.d4f-official.com beberapa waktu lalu merupakan langkah demi perbaikan sistem. Ini agar kinerja Nesia tetap berjalan dengan baik. \"Perbaikan di sistem, yaitu sekarang kita memberikan opsi A dan B untuk parsitipan. Bila mememilih A mereka tetap mendapatkan akun kalau tidak aktif tentunya hanya mendapatkan keuntungan gabung. Bonus aktif tidak diperoleh, dalam jangka waktu tertentu modal akan tetap kembali. Sedangkan untuk opsi B partisipan dituntut aktif baik dalam membesarkan komunitas serta menjalankan berbagai produk bisnis Nesia, sehingga berbagai bonus didapat oleh partisipan,\" tegas Jonatan.

Menurutnya perubahan sistem dilakukan, untuk perbaikan terhadap partisipan. Selama ini, kata dia, dengan adanya bonus pasif membuat anggota komunitas menjadi malas. Tanpa mau berkerja dan berusaha karena tetap mendapatkan bonus. \"Ini alasannya, agar tidak membuat partisipan yang gabung malas, karena selama ini mereka merasa aman tetap mendapatkan bonus walaupun tak aktif. Kita memiliki visi misi untuk mewujudkan ekonomi gotong royong kemasyarakat, tetunya untuk mencapai itu harus ada perbaikan-perbaikan, sehingga peruabahan sistem terjadi,\" tuturnya. Ia menjamin bahwa partisipan yang bergabung dengan komunitas D4F tak akan mengalami kerugian. Sehingga anggota diharapkan tak merasa ragu ataupun khawatir akan dirugikan. Karena D4F, kata dia, bukan multi level marketing ataupun money game, sehingga pengurus Nesia tidak akan kabur meninggalkan tanah air setelah mendapatkan banyak keuntungan. \"Kalau money game itu setelah tercapai target tertentu, ownernya kabur membawa kekayaan. Sedangkan kita ini tidak, karena legal standing kita jelas, komunitas kita terdaftar di Kemkumham,\" tuturnya.

Sejauh ini, tegas dia, belum ada laporan dari partisipan yang merasa dirugikan. Pihaknya pun mengaku berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para anggotanya.\"Belum ada laporan (yang merasa dirugikan). Kalau pun ada nanti kita siap menghadapinya, \" jelas Jonatan.

Jonatan mengatakan dalam kegiatan Nesia tak berhubungan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab Nesia tak melakukan kegiatan berhubungan dengan tugas serta pengawasan yang harus dilakukan oleh OJK. \"Menurut kuasa hukum Nesia, OJK memiliki tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, pasar modal, dan perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Sedangkan kita perkumpulan Nesia tidak melakukan salah satu dari kegiatan jasa-jasa keuangan tersebut,\" katanya.

Dalam sistem D4F, managemen tak mengumpulkan uang partisipan karena dana yang ditransferkan anggota perkumpulan itu langsung dikirim secara acak kepada anggota komunitas. Sehingga sistemnya seperti arisan, maka tidak ada D4F mengumpulkan uang, terkait dengan legalitas Nesia sangat jelas dan terdaftar di Kementerian Hukum dan Hak Azazi Manusia (Kemenkumham) RI. Dengan izin perusahaan secara resmi.

Diketahui dalam website https://www.d4f-official.com/ beberapa waktu lalu mengumumkan secara resmi perubahan sistem, dilakukan karena kontribusi atau hasil diperoleh dari pertumbuhan partisipan baru maupun dari perkembangan unit-unit bisnis, tidak maksimal dan tidak seimbang dengan beban harus dipikul oleh sistem D4F. Dari keterangan tersebut dapat diartikan D4f mengalami kelebihan beban yang berarti pemasukan yang diperoleh dari partisipan tersebut lebih kecil daripada pengeluaran.Sistem maupun website tersebut kini aktif kembali sejak Senin (22/2). (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: