KILAS: Tanam Ubi Racun

KILAS: Tanam Ubi Racun

\"singkong\"

BINTUHAN,BE- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaur melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Kaur terus mengembangkan ubi racun diberbagai wilayah. Untuk itu, Plt Kepala Dispertan Kaur Nasrul Rahman, S.Hut mengajak masyarakat Kaur untuk menanam ubi racun karena komoditas ini dinilai masih memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan.

\"Umbi tanaman singkong racun merupakan bahan baku pembuatan tepung mocaf. Nanti, pengolahan umbi tersebut menjadi tepung mocaf ini sekarang sudah dilakukan di Pondok Pusaka,” kata Nasrul Rahman beberapa hari lalu.

Dikatakannya, tanaman jenis ini mudah dibudidayakan dan dapat ditanam di lahan yang kurang subur apalagi masih banyak lahan terlantar dan tidur yang belum diolah. Apalagi sebelumnya pihanya telah membagikan bibit gartis kepada warga untuk ditanami ubi racun tersebut. Namun sebagian warga sudah memanfaatkan lahannya untuk menanam ubi kayu.

\"Selain mudah dibudidayakan, risiko gagal panen sangat kecil dibanding komoditi lain. Bahkan, singkong jenis racun ini aman dari serangan hama, seperti babi dan kambing,” terangnya.

Lanjutnya, saat ini ada 100 hektar ubi racun yang siap panen di Kecamatan Kaur Utara. Hasil berkebun ubi racun sangat menjanjikan berkebun di atas lahan satu hektar sekali panen bisa menghasilkan 40 hingga 60 ton ubi racun siap jual. Bahkan dari satu hektar petani bisa mendapatkan Rp 30 juta.

“Dalam sembilan 8 bulan, petani sudah bisa panen, dan juga jualnya tidak susah-susah karena kita siap membelinya. Insallah dalam waktu dekat ini ada 100 hekatr ubi racun yang siap panen,” ujarnya. Ia berharap dengan adanya peluang bisnis ini masyarakat lebih giat lagi menanam singkong tersebut dalam upaya untuk menambah pendapatan. Apal lagi perawatan sangat gampang, lahan setelah dibajak dilakukan penanaman. Sedangkan untuk pemupukan maksimal dilakukan dua kali.

“Membudidayakan ubi racun ini sangat bagus sekali, selain keuntungan yang cukup besar untuk menjual ubi racun juga tidak sulit sekarang ini,” pungkasnya.(618)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: