Soal Syahadat, Pemkab Ikut Disalahkan
KOTA MANNA, BE - Banyaknya pemuda di BS yang tidak bisa mengucapkan syahadat dalam pelaksanaan akad nikah, bukan merupakan kesalahan pendidikan di sekolah saja. Akan tetapi semua itu berupakan kesalahan semua pihak. Termasuk orang tua, lingkungan, sekolah hingga Pemkab Bengkulu Selatan (BS).
\"Sebenarnya, orang tuanyalah yang paling bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya. Tapi semua pihak juga ikut berperan salah, termasuk Pemda,\" kata Ketua Komisi B DPRD BS, H Mudin Agumay BA, kemarin (11/1).
Menurutnya, pendidikan di sekolah sebenarnya sudah menerapkan pendidikan agama dengan baik. Sebanyak 2 jam pelajaran setiap pekan sudah menjadi kurikulum wajib. Bahkan, tak sdikit sekolah yang menerapkan Pelajaran Muatan Lokal berupa pelajaran membaca Al qur\'an dan pelajaran agama tambahan. Namun, sekolah pun bisa ikut disalahkan, karena dimungkinkan banyaknya guru agama yang kurang serius mengajar dan tidak memberikan keteladanan dalam berperilaku.
\"Semua itu kembali kepada orang tua dari anak. kalau orang tuanya memberikan bimbingan yang baik, tentu setelah anak dewasa tidak akan ada yang tidak bisa mengucapkan syarat paling utama menjadi umat Islam itu,\" imbuhnya.
Kenyatan sehari-hari, masyarakat BS cukup Islami. Dapat dilihat dari ramainya masjid-masjid yang menggelar sejumlah pengajian, mulai dari anak-anak, remaja, hingga kaum ibu. Namun disadari, umumnya anak-anak di BS ketika di rumah kurang mendapat bimbing dari orang tuanya.
\"Menurut saya, Pemda harus mengeluarkan aturan yang mewajibkan anak yang lulus SD ketika akan melanjutkan ke SMP sudah bisa baca Al qur\'an,\" terangnya. Sebelumnya Kantor Urusan Agama (KUA) Ulu Manna, Rijal Abdullah S SosI mengungkap 70 persen pemuda muslim di BS yang ketika akan melangsungkan ijab kabul pernikahan, tak bisa bersyahadat. (369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: