Cerita Korban Puting Beliung, Berlindung di Sudut Rumah, Sekejap Atap Melayang
Bencana alam puting beliung yang melanda tiga desa di Kecamatan Bermani Ulu Raya menjadi cerita tersendiri bagi Joko Darmawan (39) bersama istri dan dua anaknya. Pasalnya pada kejadian tersebut rumah Joko mengalami kerusakan paling parah. Dimana bagian atas rumahnya termasuk rangka atap diterbangkan oleh dasyatnya angin puting beliung. Bencana alam yang baru pertama kali terjadi tersebut dirasakan langsung oleh Joko bersama sang istri dan dua buah hati mereka, karena pada saat kejadian ia berada di dalam rumah yang berdindingkan batako tersebut. Bagaimana cerita Joko saat merasakan langsung bencana tersebut, berikut laporannya. Ari Apriko, Bermani Ulu Raya Kamis (21/1) sore angin puting beliung menerpa setidaknya 48 rumah di tiga desa yang ada di Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong. Dari 48 rumah yang rusak tersebut beberapa rumah mengalami rusak parah salah satunya adalah milik Joko Darmawan (39) warga Desa Air Bening Kecamatan Bermani Ulu Raya. Pada saat kejadian Joko bersama sang istri Aini dan kedua putra mereka yaitu Eka Permana (11) dan Bima Anggara Saputra (2) menyaksikan langsung angin puting beliung menyapu bagian rumah mereka. \"Kejadiannya begitu cepat pak, gak nyampai semenit bagian atas rumah saya sudah terbang entah kemana,\" ungkap Joko mengawali ceritanya yang merasakan langsung kedasyatan angin yang membentuk pusaran tersebut. Menurut Joko, pada saat kejadian ia baru saja tiba dirumah setelah menjalankan aktifitas sehariannya sebagai petani dikebun. Saat itu kondisi cuaca di Desa Air Bening dan sekitarnya memang tidak hujan, namun langit terlihat gelap dan angin perlahan-lahan semakin kencang. Semakin lama angin semakin kencang dan membentuk pusaran sehingga terbentuklah angin puting beliung yang terus bergerak menyapu setiap yang dilewatinya mulai dari bangunan rumah hingga tanaman milik masyarakat. \"Angin itu (puting beliung) memang bergeraknya dari bawah, dan berakhir disini, mungkin karena disini puncaknya sehingga disini paling parah,\" papar Joko. Saat melihat angin yang terus bergerak kearah rumahnya ia bersama kelurganya langsung berusaha menyelamatkan diri dengan berlindung didalam rumah. Selain ia bersama istri dan anaknya, Joko mengaku ada warga dari Desa Bangun Jaya bersama istri dan anaknya yang masih berusia dua tahun melintas dan diajaknya berlindung didalam ruamahnya tersebut. \"Saya tidak tahu nama mereka, namun sebelum kejadian mereka tengah melintas, karena angin sangat kencang bahkan merobohkan motor yang mereka kendarai, oleh karena itu saya langsung ajak masuk kerumah,\" cerita Joko. Saat mereka sudah masuk kedalam rumah tersebut, angin puting beliung sampai dirumahnya, Joko mengaku mereka hanya terdiam sembari berlindung disudut ruang tamu rumahnya dengan melihat angin yang hanya dalam hitungan detik langsung mengangkat seluruh atap rumahnya bersama kerangkanya. \"Kalau atap rumah saya diangkat hanya dalam hitungan detik, namun untuk angin yang kencang cukup lama bisa lebih dari lima menit, yang sangat mengerikan adalah suara seng yang berjatuhan keaspal seperi suara peluru,\" ujar Joko. Sementara itu pasca kejadian, Joko bersama keluarganya langsung berlindung kerumah orang tuanya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. Sementara itu berdasarkan keterangan sejumlah warga, ada dua angin puting beliung yang terbetuk pada Kamis sore tersebut. Angin tersebut bergerak dari Desa Bangun Jaya dan Babakan Baru. Kemudian kedua angin tersebut menyatu di Desa Air Bening sebelum akhirnya hilanga, sehingga dampak terparah terjadi di Desa Air Bening.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: