Perjalanan 13,5 Jam Kapolda Bengkulu ke TKP Longsor, Medan Berat dan Sulit, Dicapai dengan Semangat

Perjalanan 13,5 Jam Kapolda Bengkulu ke TKP Longsor, Medan Berat dan Sulit, Dicapai dengan Semangat

  \"User Demi kemanusian dan tugas, Kapolda Bengkulu Brigjend H M Ghufron MM MSi, berangkat dari Bengkulu menuju Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, lokasi tanah longsor. Ia turun langsung membantu mencari dan memberikan semangat ataupun motivasi kepada seluruh masyarakat Bengkulu untuk membantu sesama. Bagaimana kisah perjalanannya? Simak laporan berikut; ERICK VONIKER DORIS, Bengkulu-Napal Putih DARI Rumah Dinas sekitar pukul 18.30 WIB hari Kamis (3/12), Kapolda Bengkulu beserta anggota berangkat menggunakan kendaraan roda empat. Dalam perjalanan tersebut, pertama Kapolda Bengkulu beserta rombongan harus menempuh perjalanan 3,5 jam untuk sampai di Kecamatan Napal Putih, sebelum berlanjut ke TKP. Setelah sampai di kantor camat, karena kondisi tidak memungkinkan, hanya kendaraan tradisional yang bisa menuju ke TKP dan bisanya hanya digunakan pada siang hari, akhirnya Kapolda beserta rombongan harus beristirahat di Desa Air Tenang. \"Karena waktu sudah malam, serta kendaraan roda empat maupun roda dua tidak bisa menuju ke TKP, untuk itu perjalanan kita lanjutkan esok hari,\" terang Kapolda kepada seluruh anggota yang akan ikut. Siang harinya, tepat pukul 07.00 WIB, Jumat tanggal (4/12), Kapolda langsung memimpin anggota dan relawan lainnya untuk menuju Desa Lebong Tandai, sebelum sampai ke TKP. Dengan menggunakan kendaraan tradisional bernama Mobil Elok Ekspress (Molek), sebanyak 4 molek yang mampu mengisi penumpang sebanyak 9 orang, yaitu sebuah kendaraan yang digerakakan dengan tenaga diesel yang melewati lintasan rel kereta api peninggalan zaman penjajah dahulu. Dalam perjalanan tersebut ditempuh dengan waktu lebih kurang 8,5 jam denga rincian dari Desa Air Tenang menuju Ronggeng 2,5 jam, dari Ronggeng menuju Lubuk Supit dengan berjalan kaki 3,5 jam dari Lubuk Supit ke Lebong Tandai menggunakan Molek 2,5 jam dan dari Desa Lebong Tandai menuju TKP dengan berjalan kaki selama 2,5 jam. Perjalanan dari Desa Air Tenang menuju Ronggeng, tidaklah semulus yang diharapkan. Berawal dari seringnya Molek tergelincir atau keluar dari rel, dan ada juga di perjalanan dihentikan dengan adanya pohon tumbang, sehingga seluruh penumpang harus bergotong royong untuk membersihkan pohon tersebut, agar bisa melanjutkan perjalanan menuju Ronggeng. \"Ini ada rintangan lagi, ayo kita bersihkan bersama-sama agar kita bisa cepat sampai tujuan,\" ajak Kapolda. Setelah tiba di Ronggeng, para penumpang termasuk Kapolda, harus turun untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki selama 3,5 jam. Agar sampai di tempat Molek selanjutnya di Lubuk Supit. Perjalanan tersebut juga tidaklah mudah karena banyaknya lumpur akibat banyaknya longsor di sepanjang jalan. Selain itu juga harus menyeberangi sungai yang cukup deras, sehingga membuat perjalanan sangat dramatis. \"Ada yang mau menyerah dan pulang ? Sebab belum setengah perjalanan. Jika tidak ada, ayo semuanya kita tetap semangat,\" ajak Kapolda. Setelah menempuh perjalanan kaki 3,5 jam, akhirnya Kapolda beserta rombongan tiba juga di tempat Molek kedua untuk melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan menggunakan Molek ini, perjalanan cukup lancar. Hanya ada rintangan karena rel yang sudah banyak rusak saja. Barus sekitar pukul 15.30 WIB akhirnya Kapolda beserta anggota dan rombongan tiba di sebuah desa yang kabar ceritanya penyumbang emas terbanyak pada Monumen Nasional (Monas) yang ada di Jakarta, yaitu Desa Lebong Tandai. Keramahan masyarakat setempat sangatlah dirasakan oleh Kapolda maupun anggota dan awak media yang ikut serta. Tiba di Desa Lebong Tandai, Kapolda beserta seluruh yang ikut, tidak bisa melanjutkan menuju TKP Pemukiman Karang Suluh. Karena tidak dimungkinkan dengan keadaan hujan yang cukup deras. Karena menuju TKP harus menyeberangi sungai sedalam leher orang dewasa dan mendaki perbukitan atau pegunungan selama 2,5 jam apabila kedaan cuaca normal. Sehingga diputuskan akan dilanjutkan pukul 05.00 WIB, besok harinya (5/12). Setibanya Kapolda Bengkulu di Desa Lebong Tandai untuk ikut serta mencari masyarakat yang terkena musibah, Pjs Kepala Desa Lebong Tandai, Munta Alimun, mengatakan berterima kasih atas kesediaan Kapolda Bengkulu yang telah datang langsung untuk melihat TKP. Karena pejabat atau orang-orang yang memilik andil bagian di Kota Bengkulu yang pertama tiba sejak ada kejadian baru Kapolda Bengkulu. Sedangkan untuk pejabat kabupaten Bengkulu Utara (BU), baik bupati, instansi yang terkait ataupun Camat Napal Putih, belum ada dan sampai di Desa Lebong Tandai. \"Baru Kapolda yang datang ke sini, kalo yang lain (pejabat BU) berdasarkan berita yang saya terima belum ada. Mungkin mereka masih ada kesibukan, khusus untuk camat dia standby di kecamatan, dengan menunggu informasi dari saya,\" ungkapnya. Kembali ke perjalanan Kapolda, tepat pukul 05.00 WIB Sabtu (5/12), Kapolda beserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju TKP tanah longsor (Karang Suluh). Berjalan kaki, dari rumah kepala desa selama lebih kurang 15 menit, di lanjutkan menyeberangi sungai dengan jarak lebih kurang 25 meter dengan kedalaman leher orang dewasa dan arus yang cukup deras. Sebelum menyebrang, Kapolda kembali mengatakan tanamkan jiwa semangat agar kita bisa menuju tujuan. \"Apabila ada yang merasa tidak sanggup untuk menghadapi rintangan yang ada di depan, silakan balik arah dan tunggu di kantor Kades tunggu kita pulang,\" celoteh Kapolda. Setelah menyeberangi sungai, rintangan yang menanti selanjutnya yaitu mendaki gunung atau bukit yang curam dan lincin lebih kurang 45 menit untuk tiba di posko persinggahan pertama. Setelah beristrirahat lebih kurang 15 menit, rombongan kembali melanjutkan perjalanan dengan mendaki kembali dengan jarak tempuh 1 jam baru tiba di pos yang ke dua. Setelah tiba di posko ke dua, Kapolda terus memacu semangat anak buahnya maupun masyarakat yang ikut serta termasuk kepala desa, untuk melanjutkan perjalanan. Setelah menuruni bukit yang cukup terjal dan licin selama 30 menit, semua yang ikut dalam perjalanan tersebut tercengang dan terpelangak melihat musibah tersebut. Dimana dari lebih kurang 20 rumah atau gubuk yang ada, hanya menyisakan 2 gubuk yang tidak terkena musibah dan 1 yang tinggal terlihat atapnya yang telah rusak saja. Sementara yang lainnya telah rata ditimbun material longsor sedalam lebih kurang 8 meter, lebar 100 meter dan panjang 1 kilometer. Setelah mengamati beberapa menit, Kapolda turun dan mengajak seluruh yang ada di sana untuk menggali tanah yang diperkirakan ada terdapat korban. Akan tetapi sangat disayangkan, dalam pencarian dari hari pertama hingga hari ketiga, masyarakat baik dari pihak keluarga maupun masyarakat Desa Lebong Tandai, pihak Kepolisian dan TNI serta relawan lainnya, hanya bermodalkan 2 buah cangkul, sisahnya menggunakan kayu dan tangan kosong serta 1 unit alat penyemprot air. Ini dikarnakan, medan yang sangat sulit dan tidak bisa memasukkan alat berat kecuali melalui udara. Melihat ini, Kapolda berharap mudah-mudahan nanti dari berbagai pihak yang memiliki peralatan yang cukup bagus, bisa segera datang ke lokasi sehingga para korban bisa cepat dievakuasi. Pencarian pada hari ke-3 (Sabtu), belum menemukan para korban, akan tetapi bau yang cukup menyengat, membuat masyarakat yang mencari semakin bersemangat untuk menggali tanah yang menimbun para korban. Walaupun dengan peralatan seadanya. Setelah beberapa jam melakukan pencarian, Kapolda kembali berbalik arah untuk kembali ke Bengkulu pada siang harinya, dengan melakukan perjalanan yang sama seperti akan menuju ke TKP. Dalam pencarian ini, Kapolda tidak lupa mengucapkan kekagumannya kepada masyarakat Desa Lebong Tandai yang jiwa sosialnya sangat tinggi yang setiap hari mereka mendaki untuk menuju TKP. Terbukti sejak pertama kali mengetahui adanya longsor, mereka yang pertama mengevakuasi para korban. \"Saya salut dengan masyarakat di sini, rasa sosialnya sangat tinggi dan wajib dicontoh semua orang bahkan pihak pemerintahan,\" jelasnya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: