Bengkulu Masih Terpuruk, Junaidi Dinilai Belum Berhasil

Bengkulu Masih Terpuruk, Junaidi Dinilai Belum Berhasil

\"DENDI BENGKULU, BE - Tepat 29 November 2015 kemarin, H Junaidi Hamsyah SAg MPd bersama Sultan Bahtiar Najamudin mengakhiri masa tugasnya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu.   Selama memimpin Provinsi Bengkulu, secara keseluruhan  Junaidi dinilai belum berhasil  menggenjot pembangunan di daerah ini untuk keluar dari keterbelangan.  Buktinya, Provinsi Bengkulu masih berada di urutan ke-31 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi  Bengkulu lebih tinggi dari rata-rata nasional. \"Tidak bisa dipungkiri bahwa secara keseluruhan Junaidi belum bisa dikatakan sudah berhasil membangun Bengkulu. Karena hingga sekarang Bengkulu masih terpuruk, baik dari segi pembangunan maupun dari segi tingginya angka kemiskinan dan pengangguran,\" kata Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Khairul Anwar BSc kepada BE, tadi malam. Jika dirincikan, lanjutnya, banyak sekali kekurangan Junaidi selama memimpin Bengkulu, misalnya dia terkesan sengaja menelantarkan aset Mess Pemda dan View Tower yang nilainya mencapai  ratusan miliar, masih banyaknya jalan provinsi yang rusak parah di kabupaten-kabupaten,  terkesan tidak mau melanjutkan program gubernur sebelumnya Agusrin M Najamudin. Atas belum maksimalnya Junaidi membangun Provinsi Bengkulu ini, lanjutnya, anggota DPRD Provinsi Bengkulu telah memberikan 22 catatan saat sidang paripurna istimewa pada peringatan HUT Provinsi Bengkulu ke 47, 18 November lalu. Catatan tersebut menyorot banyak hal, misalnya dalam menempatkan pejabat, Junaidi belum profesional karena menempatkan pejabat tidak berdasarkan kompetensi/kemampuan, integritas  dan ilmu yang dimiliki pejabat tersebut, alih fungsi lahan masih cukup tinggi sebagai bentuk ketidakmampuan Junaidi untuk mencegahnya.  Selain itu, masih adanya konflik antara petani dengan perusahaan, tingkat kerjasama antara provinsi dengan kabupaten/kota lemah, belum terealisasinya pembangunan rel Kereta Api tujuan Bengkulu-Muara Enim, masih berbelit-belitnya pengurusan izin sehingga investor enggan masuk ke Bengkulu, unit usaha belum terealisasi, dan tidak berkembangnya Badan Usaha Miliki Daerah (BUMD) di tangan Junaidi. \"Kalau masalah BUMD ini kita lihat sendiri bagaimana kondisi PT Bengkulu Mandiri dan PD. Bimex. Jangan kan tumbuh menjadi perusahaan besar, untuk menggaji karyawannya sendiri saja belum sanggup,\" ujar Politisi PDIP yang  cukup vokal ini. Selain itu, lanjutnya, Junaidi juga belum menjawab permasalahan yang ada di masyarakat, yakni rendahnya harga komoditas petani yang disebabkan tidak adanya industri hilir yang siap menampung dan mengelola hasil pertanian masyarakat, termasuk infrastruktur petani seperti Jalan Usaha Tani (JUT) belum memadai. \"Masalah komoditas masyarakat ini, Junaidi terlihat sama sekali tidak tegas. Contohnya, harga Tandan Buah Segar sawit dibeli oleh perusahaan dengan harga yang cukup rendah, padahal di tingkat provinsi ini sudah ada tim yang menetapkan harga TBS. Harusnya, bagi perusahaan yang tidak mau membeli TBS petani sesuai dengan harga yang sudah ditetapkan harus disanksi, tapi nyatanya belum satupun saya dengar ada perusahaan yang disanksi atau dibekukan sementara oleh Junaidi,\" kritiknya. Kinerja Junaidi yang belum tuntas lainnya peningkatan mutu pendidikan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, pelayanan kesehatan masih minim, prestasi Bengkulu di bidang olahraga hilang tanpa kabar, bahkan penyalahgunaan narkoba semakin meningkat. \"Itu semua Pekerjaan Rumah (PR) Junaidi yang ditinggalkan untuk penggantinya nanti. Kita berharap, siapun yang akan menjadi gubernur, harus menyelesaikan PR itu dan membuat gebrakan-gebrakan besar membangun Bengkulu. Karena dimasa Junaidi, hanya banyak kegiatan seremonial saja, sedangkan gebrakan pembangunan nyaris tidak ada,\" beber Wakil Rakyat dari Kepahiang ini. Namun demikian, Khairul tetap tidak mau menghilangkan pretasi yang sudah raih Junaidi, misalnya mendapatkan opini WTP 4 tahun berturut-turut, penerbangan semakin bergairah, terwujudnya Embarkasi Antara dan lainnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: