Bengkulu Persembunyian Teroris, BNPT Bentuk FKPT

Bengkulu Persembunyian Teroris, BNPT Bentuk FKPT

\"\" BENGKULU, BE - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) ke-27  di Provinsi Bengkulu.  Forum ini sebagai perpanjangan tangan dalam dalam upaya pencegahan aksi terorisme dengan melibatkan masyarakat. Hal ini diungkapkan Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Polisi Drs Hamidin, tadi malam di Graha Pena Bengkulu Ekspress, Selasa (18/8). Forum ini akan dilantik langsung oleh Kepala BNPT  Komjen Pol Drs. Saud Usman Nasution, S.H, M.M pada, Kamis (20/8) di Hotel Santika. Sedangkan hari ini dilakukan pemilihan unsur FKPT dari berbagai lapisan masyarakat Bengkulu. \"FKPT adalah forum koordinasi yang berfungsi untuk mendiskusikan berbagai persoalan terkait pencegahan  terorisme di daerah, dengan melibatkan pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan sejumlah  unsur lainnya,\" ujarnya. Dia mengatakan,  pembentukan FKPT di daerah untuk melawan  aksi radikalisme atau terorisme. Sebab untuk mengatasi terorisme tidak cukup dengan tindakan hukum. Melainkan harus disertai dengan tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri. \"Apalagi, jika kita lihat ke bekalang, Bengkulu adalah daerah persembunyian terorisme. Asmar Latin Sani, menyusun strategi (aksi terorisme) dari Bengkulu, bertempat tinggal di Bengkulu,\" ujarnya. Selain itu, dia menyebutkan banyak pelaku terorisme singgah di Bengkulu. \"Bengkulu ini adalah daerah persembunyian, terorisme,\" ujarnya. Terorisme dan faham radikal telah menjadi ancaman global yang mengharuskan seluruh lapisan masyarakat untuk memeranginya. Upaya menangkal dilakukan pemerintah melalui FKPT selaku ujung tombak pencegahan terorisme. \"Penanggulangan terorisme bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab BNPT saja, tetapi juga menjadi tanggungjawab seluruh komponen masyarakat bersama-sama dengan aparat pemerintah yang mempunyai tugas di bidang keamanan dan ketertiban,” ujar mantan Irwasda Polda Sumbar, dan  Irbid Operasionil Polri, dan pernah menjadi Kapolres Jakarta Pusat. Dijelaskan Kasubden Penindak Denses 88 ini,  BNPT adalah lembaga pemerintah yang punya peran penting dalam penanggulangan terorisme, termasuk koordinasi soal pencegahan ideologi radikal terorisme. Sedangkan FKPT nantinya akan menjadi  forum strategis, \"karena FKPT-lah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. FKPT merupakan ujung tombak dalam kegiatan-kegiatan pencegahan terorisme yang melibatkan masyarakat luas,\" katanya. FKPT berpotensi mengoptimalkan peran seluruh komponen masyarakat secara komprehensif dan integral dalam rangka pencegahan terorisme semesta. \"Konsekuensinya FKPT harus dapat memahami segala macam perubahan yang terjadi dalam masyarakat,” ujar Hamidin. Hamidin menjelaskan, terorisme sejak jaman dulu sudah ada, pada jaman Presiden Soerkarno waktu itu dengan adanya pemberontakan baik dari ekstrim kanan maupun dari ekstrim kiri, dan berlanjut di jaman pembangunan dan jaman reformasi sampai dengan sekarang masih ada. Keberadaan teroris tidak memandang agama, negara dan ras tapi melainkan karena adanya pandangan dari kelompok radikal teroris itu berbeda dengan mengutamakan kekerasan seolah olah faham yang dianutnya paling benar, dan pihak lain yang salah. \"Pencegahan terorisme mulai dari pelaksanaan operasi militer, intelijen sampai penegakan hukum yang dilakukan oleh Polri dan sudah banyak yang ditangkap dan ditahan tapi tetap teroris tersebut masih ada bahwa berkembang, dan apabila tidak dilakukan pencegahan secara dini maka semakin meluas,\" jelasnya. Lebih rinci, direktur Pencegahan BNPT  ini menjelaskan,  dalam sejarah pemberantasan terorisme di Indonesia, setalah tersangkan dapat di tangkap diketahui bahwa terorisme itu ada pertalian darah, hubungan keluarga, kekerabatan, hubungan pertemanan, dan pengalaman yang sama karena sama-sama pernah melakukan perang di daerah konflik seperti Afganistan. \"Dulu mereka pernah bersama-sama dengan Taliban, kemdian kembalin ke daerah masing-masing, diantaranya menyebar ke berbagai wilayah Indonesia. Karena tidak ada wilayah, maka target mereka adalah orang Barat, dengan melakukan tindakan terorisme pada titik-titik tempat dimana keberadaan orang barat,\" jelasnya. Intinya teroris terus melakukan teror kepada masyarakat, Brigjen Pol Drs. Hamidin meminta dan mengharapkan kepada masyarakat membantu pemerintah menanggulangi dan melakukan aksi pencegahan maupun propaganda terorisme. Dan peranan masyarakat sangat penting dalam menyelamatkan bangsa dan negara dari aksi radikal teroris yang ada di Indonesia. \"Tidak menutup kemungkinan kelompok teroris saat ini sedang tiarap,  tapi bukan berarti tidak ada dan perlunya kewaspadaan,\" tegasnya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: