Paspor dan Visa Belum Kelar

Paspor dan Visa Belum Kelar

Menjelang Penyelenggaraan Haji 2015

Musim haji sebenar lagi mulai bergulir. Sekitar sepuluh hari lagi calon jamaah haji (CJH) mulai memasuki asrama haji yang tersebar di seluruh embarkasi. Beberapa persiapan teknis penyelenggaraan haji sudah rampung. Hanya sebagian kecil yang belum.

*** DALAM beberapa pekan ke depan, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil tidak memiliki waktu istirahat yang benar-benar sempurna. Sebab, tantangan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji musim 1436 H/2015 yang melibatkan 168.800 jamaah berada di pundaknya.

Merujuk daftar rencana perjalanan haji (RPH) yang dilansir Kemenag, CJH mulai memasuki asrama haji Kamis mendatang (20/8). Lantas, keesokan harinya (21/8), sudah dimulai misi penerbangan haji perdana dari tanah air menuju Madinah.

Mantan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu menuturkan, seluruh tim panitia haji saat ini bekerja all-out. ”Pada dasarnya, seluruh persiapan penyelenggaraan haji sudah pada track yang benar,” kata dia kemarin.

Jamil menuturkan, persiapan paling penting saat ini adalah kondisi asrama haji dan embarkasi. Dia mengatakan, sebagian besar panitia haji di tingkat embarkasi sudah dibentuk. Pembentukan panitia haji tingkat embarkasi sisanya akan dikebut beberapa hari ke depan.

Dia menyatakan terlibat langsung dalam pelantikan panitia haji tingkat embarkasi. Sambil melantik, Jamil memastikan bahwa kondisi asrama haji dan fasilitas embarkasi lainnya sudah siap. Setiap jamaah memang tidak lama tinggal di asrama haji. Tapi, waktu operasional asrama haji bisa sampai 24 jam. ”Jadi, panitia di asrama haji harus siap dan prima,” tegas dia.

Jamil menambahkan bahwa persiapan haji di dalam negeri yang semakin dikebut saat ini adalah urusan paspor sekaligus visa. Dia tidak memantau secara detail berapa persen paspor dan visa haji yang sudah terbit saat ini.

Pada intinya, dia merasa terbantu karena pemerintah Arab Saudi juga menaruh perhatian penting untuk urusan dokumen keimigrasian itu. ”Dua hari lalu Kedutaan Besar Saudi di Jakarta sampai mengirim personel tambahan dari Riyadh. Khusus untuk mengurusi visa haji,” terang dia.

Menurut Jamil, pembuatan paspor dan visa haji untuk CJH kloter-kloter awal diprioritaskan harus selesai secepatnya. Sementara untuk CJH kloter-kloter terakhir, pengurusan dokumen itu tetap dilayani secepatnya meski masih tersedia slot waktu yang lebih banyak.

Repot di dalam negeri tidak berarti santai di Arab Saudi. Jamil mengatakan, hari ini atau besok akan diterbangkan tim khusus ke Saudi. Tim itu ditugaskan secara khusus untuk mengecek kualitas makanan. Mulai bahan baku sampai rasa saat dihidangkan.

Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) baru saja melansir hasil pengundian (qurah) pemondokan haji di Makkah dan Madinah. Hasilnya, ada kloter haji yang bakal mendiami pemondokan di radius 4 km lebih dari Masjidilharam. Sebaliknya, ada juga jamaah yang menempati pemondokan di jarak 600-an meter dari Masjidilharam.

Direktur Pelayanan Haji (Diryanhaj) Luar Negeri Ditjen PHU Kemenag Sri Ilham Lubis menegaskan, pelaksanaan qurah benar-benar fair. ”Alhamdulillah, tidak ada yang dibeda-bedakan. Tidak ada jamaah dari provinsi tertentu yang mendapatkan perlakuan khusus,” kata pejabat yang jago berbahasa Arab itu.

Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenag Mochammad Jasin mengatakan, CJH yang menempati pemondokan terjauh tidak perlu berkecil hati. ”Justru enak, enggak usah jalan kaki karena ada bus antar-jemput gratis,” ujar mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Jasin menuturkan, sepekan ke depan hingga puncak penyelenggaraan haji nanti tim keitjenan akan melakukan sejumlah pemantauan. Di antaranya, memantau persiapan penyediaan makanan di dalam negeri. Juga memantau kondisi asrama haji yang meliputi kelayakan tempat tidur, kamar mandi, dan keamanan asrama haji.

Dia menambahkan bahwa panitia haji Kemenag terus berkoordinasi dengan panitia di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan maskapai penerbangan. Tujuannya adalah menekan potensi keterlambatan penerbangan haji. Idealnya, CJH tepat waktu berangkat ke bandara dari asrama haji. Kemudian, setiba di bandara, mereka langsung masuk pesawat.

”Sebab, seluruh urusan dokumen imigrasi dan pengecekan barang perbekalan dilakukan di asrama haji,” jelas dia. Jasin berharap seluruh CJH mematuhi regulasi penerbangan, khususnya terkait dengan barang-barang yang boleh dibawa terbang. Dengan begitu, pengecekan barang-barang di asrama haji tidak memakan waktu lama.

Kuota Haji Tersisa 13 Kursi Sementara itu, pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sampai saat ini belum tuntas 100 persen. Hari ini (10/8) adalah hari terakhir pelunasan BPIH di empat provinsi.

Hingga penutupan masa pelunasan BPIH Jumat lalu (7/8), sisa kuota haji yang belum terisi sebanyak 13 kursi. Untuk kuota petugas haji daerah, masih tersisa 22 kursi. ”Jadi, total kursi yang masih tersisa 46. Kami berharap semua kuota terserap,” kata Kasubdit Pendaftaran Haji Kemenag M. Noer Alya Fitra kemarin.

Kalaupun setelah penutupan pelunasan BPIH hari ini masih ada sisa kuota, pejabat yang akrab disapa Nafit itu menyatakan bahwa masa pelunasan BPIH akan dibuka lagi. Kebijakan itu sesuai dengan arahan Dirjen PHU Abdul Jamil bahwa seluruh kuota harus dioptimalkan.

Terkait dengan pelunasan BPIH, Jamil mengatakan bahwa Kemenag membuat aturan yang benar-benar tegas. ”Jadi, tidak ada yang tiba-tiba lompat antrean,” katanya. Jajaran Kemenag yang terkait dengan pendaftaran haji mulai pusat hingga daerah-daerah dia minta tidak main-main dalam urusan pengisian kuota haji.

Dari seluruh persiapan, urusan tenaga kesehatan juga tidak dapat disepelekan. Sebab, para petugas kesehatan itu akan menjadi salah satu garda terdepan dalam melayani jamaah di Tanah Suci. Karena itu, penyaringan orang-orang terpilih tersebut dilakukan sejak lama.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Fidiansjah mengatakan, untuk penyelenggaraan haji tahun ini, proses seleksi berjalan sejak tahun lalu. ”Seleksi selalu kami mulai setelah operasional penyelenggaraan haji tahun sebelumnya selesai. Untuk 2015, pendaftaran register dimulai November 2014,” tutur dia. Dari seleksi itu, terjaring 1.431 tenaga kesehatan. Jumlah tersebut terdiri atas 1.125 petugas tim kesehatan haji Indonesia (TKHI) dan 306 orang panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH). Fidiansjah menjabarkan, dua tim tersebut memiliki tugas yang berbeda.

TKHI akan menyertai jamaah di setiap kloter. Mereka mengawal jamaah sejak masuk asrama, melaksanakan ibadah haji, hingga kembali ke tanah air. ”Ada 375 kloter untuk tahun ini. Satu kloter akan disertai satu dokter dan dua perawat,” jelasnya.

Sedangkan PPIH bertugas sesuai dengan daerah kerja. Ada tiga daerah kerja utama, yakni Jeddah (bandara), Makkah, dan Madinah. Mereka bertugas menyiapkan segala fasilitas kesehatan layaknya pembuatan klinik baru. Tenaga kesehatannya pun lebih beragam, terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, ahli farmasi, dan sebagainya. ”TKHI akan berangkat bersama jamaah langsung dari embarkasi. Sedangkan PPIH sudah harus berangkat duluan. Pada 14 Agustus mereka sudah berangkat,” katanya.

Soal kesiapan petugas, Fidiansjah memastikan telah sepenuhnya siap. Menurut dia, mereka telah melalui pelatihan dasar yang wajib diketahui. Meliputi kondisi cuaca di Makkah, Madinah, dan Jeddah; aturan sistem rujukan yang digunakan di tiap-tiap kota; serta aturan-aturan dasar yang harus ditaati selama berada di wilayah tersebut. Untuk pencegahan penularan penyakit Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV), misalnya, para petugas telah dibekali masker dan disinfektan. Bukan hanya untuk pribadi, dua senjata itu juga disiapkan untuk jamaah. ”Kami sudah bagi kepada jamaah masing-masing. Tapi, tak bisa dimungkiri mereka sering lalai. Nanti akan diberikan lagi oleh petugas,” jelasnya.

Kesiapan lain terkait dengan penyuluhan dan penyiapan kain basah untuk jamaah. Kain itu digunakan untuk menghadapi cuaca ekstrem yang sering kali menyebabkan heat syndrome. ”Kami juga sudah mendapatkan list jamaah dengan risiko tinggi. Tentu pengawasannya lebih,” ungkapnya.

Di pihak lain, terkait dengan pengamanan pelaksanaan ibadah haji, Polri belum membahasnya secara mendalam. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, biasanya setiap tahun Polri menyiapkan anggota untuk ikut mengamankan jamaah di Tanah Suci. Tahun ini jumlah anggota yang akan turut serta menjaga keamanan pelaksanaan haji belum ditentukan. ”Kami sama sekali belum mendapat informasi dari Kementerian Agama,” terangnya.

Yang pasti, berapa pun jumlah personel yang dibutuhkan, tentu Polri akan memenuhi. Nanti, bila sudah ada informasi dari Kemenag, secara internal Polri membahasnya. ”Sekarang belum ada rapat terkait pengamanan haji,” ujarnya.

Bukan hanya pelaksanaan haji di Makkah yang akan diamankan. Polri memastikan bahwa asrama haji juga akan menjadi fokus pengamanan. Pertimbangannya, bakal ada keramaian di asrama. Karena itu, potensi kriminal juga meningkat. ”Namun, ini kan ibadah. Tentunya, diharapkan tidak ada masalah,” paparnya.

Soal kejahatan yang rawan terjadi saat ibadah haji, dia menjelaskan bahwa hanya beberapa kerawanan yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah hilangnya barang-barang jamaah haji. Dengan masalah itu, selain harus lebih waspada, jamaah bisa langsung melapor saat barang hilang. ”Jadi, bisa ditindaklanjuti,” ujar jenderal bintang empat tersebut.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: