Keren, Si Cantik Ini Lalap Soal SBM PTN Meski dengan Mulut

Keren, Si Cantik Ini Lalap Soal SBM PTN Meski dengan Mulut

\"080317_449706_cacat_smb_ptn\"SURABAYA - Kimberly Aprilia Harefa terlihat sangat cekatan mengisi lembar jawaban ujian (LJU) dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBM PTN) kemarin (9/6). Namun, pensil itu tidak digerakkan dengan tangan, melainkan mulut. Perempuan berusia 19 tahun tersebut merupakan salah seorang peserta tunadaksa di panlok 50. Lily -sapaan akrab Kimberly- memiliki semangat yang tidak kalah dengan peserta normal lain. Meski dua tangannya tidak bisa digunakan untuk menulis, Lily tidak merasa kesulitan mengerjakan soal SBM PTN. Di ruang ujian Laboratorium Komputer 1 Kampus Unesa Lidah Wetan, Lily mengerjakan soal SBM PTN seorang diri. Perempuan yang merayakan ulang tahun setiap 19 April itu memilih bidang soshum (sosial humaniora). Pilihannya jatuh pada dua prodi di Unesa, yakni sastra Inggris dan pendidikan luar sekolah (PLS). \'\'Saya suka bahasa Inggris. Karena itu, saya memilih prodi sastra Inggris,\" kata siswi Jurusan Keperawatan SMK Bhakti Luhur Malang tersebut. Dia juga tidak mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal SBM PTN. Sebab, Lily sudah mempersiapkan diri dengan matang. Sebelum ujian, dia belajar dengn tekun setiap hari. \'\'Mama membelikan saya soal-soal latihan untuk belajar di rumah,\" jelas penghobi melukis tersebut. Selama mengikuti ujian, Siti Rohimah, mama Lily, dan adiknya, Elizabeth Sachi Harefa, setia menunggu di luar ruangan. Mereka bangga melihat Lily semangat mengikuti SBM PTN. Bahkan, cerita mereka, Lily menolak tawaran dari pengawas untuk membantu mengisi LJU. Dia memilih mengisi LJU dengan menggunakan mulut. \'\'Dia (Lily, Red) terbiasa menulis dengan mulut sejak dulu,\" ungkap Siti Rohimah. Pendamping Lily hanya membantu membalik soal dan menghapus jawaban di LJU yang ingin dikoreksi. Lily juga sangat cekatan mengetik di laptop dengan bantuan dua sumpit. \'\'Kakak sangat hebat, dia bisa mengetik dan menulis dengan mulut sangat cepat,\" ujar Sachi. Kekurangan fisik memang tidak menjadi halangan bagi Lily untuk berkarya. Semasa di SMK, Lily bahkan menjadi guru. Sampai saat ini, dia memiliki tiga murid ABK (anak berkebutuhan khusus). \'\'Saya mengajari mereka membaca dan menulis,\" ungkap Lily yang bercita-cita menjadi guru tersebut. Semangat itulah yang membuat Lily semakin yakin bisa mengerjakan soal SBM PTN dengan lancar. Dia ingin meraih cita-citanya menjadi guru melalui SBM PTN. \'\'Saya ingin menjadi guru sejak dulu karena memang suka mengajar,\" ujarnya.  (bri/ina/dha/c7/oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: