Patroli Pengamanan Casa U-618 Mendarat

Patroli Pengamanan  Casa U-618 Mendarat

\"U-618-Indonesian-Navy-CASA-C-212-Series-100_PlanespottersNet_348558\" BENGKULU,BE- Pesawat udara TNI AL Casa U-618 melakukan patroli pengamanan laut di wilayah barat Sumatera. Pesawat jenis CN-235 produksi PTDI ini melakukan pendaratan di Bandara Fatmawati, Kamis (28/5) pukul 14.30 WIB untuk melakukan pengisian bahan bakar. Capten Pilot adalah Lettu Laut (P) Wibowo A, Co Pilot Lettu (P) Desly R. Disamping itu, ikut serta dalam Tim Operasi Pengamanan Laut Pantai Barat antara lain, Kolonel Laut (P) Suwito, Kolonel Laut (K) DRG. Ganesha Wandawa SP. Perio, Letkol MAR Sugiyanto ST, Letkol Laut (K) Suharto S. PSO, Letkol Laut (K/W) DRG Wahyu Morfina N, Mayor Laut (P) Sandi Kurniawan, Mayor Laut (R) Imri Julfahmi AMD, dan Kapten MAR Febri Hendro Kapoh. Casa U-16 melakukan patroli laut s ejak Selasa (26/5) dengan rute Jakarta, Padang , Mentawai, kemudian Bengkulu dan kembali lagi ke Padang. \"Untuk di Bengkulu semua wilayah peraian tak lepas dari pantauan Casa U-16. Selama tiga bulan pesawat ini terus Casa U-16 melakukan patroli,\" ujar Danlanal Bengkulu Letkol Laut (P) Amrin Rosihan Hendrotomo, SE, kepada BE, kemarin. Diungkapkan Amrin, hasil pantuan Casa U-16 tidak ditemukan adanya kapal asing memasuki wilayah perairan Bengkulu. Namun, terdapat kapal besar 30 GT dari Jakarta dan Banten, berlayar di Bengkulu. Diduga kapal ini adalah kapal ikan yang beroprasi di wilayah perairan Bengkulu. \"Kapal-kapal ini sering berlindung di Pulau Enggano jika kondisi ombak besar,\" ujarnya. Ditambahkan danlanal, Casa U-16 tidak hanya sekedar melakukan patroli pengamanan, tetapi sekaligus melakukan survei Multilateral Naval Exercise Komodo 2016 yang akan diikuti sebanyak 16 negara. Kegiatan ini dilaksanakan dua tahun sekali. \"Tahun lalu (2014) kita latihan di Natuna. Tahun 2016 nanti pusat latihan akan dilakukan di Padang dan Pulau Mentawai,\" ujarnya. Dalam latihan ini bakal ada kapal-kapal ukuran berar baik dari dalam negeri dan luar negeri. Tapi, pelatihan di wiyah Sumatera ini bukan pelatihan tempur, melainkan pelatihan bersama penanggulangan bencana alam. \"Ini untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, apalagi di Sumatera dikenal daerah rawan, sehingga jika terjajdi TNI akan siap secara cepat melakukan tindakan sosial,\" ujarnya. (100)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: