Mahasiswa S2 FISIP UNIB Belajar ke RS Malaka

Mahasiswa S2 FISIP UNIB Belajar ke RS Malaka

\"foto\" MAHASISWA Pasca Sarjana (S2) Fisip Universitas Bengkulu (Unib) Jumat (30/1/2015) lalu melakukan studi ke luar negeri perdana. Sasarannya, belajar layanan publik prima ke Hospital Specialys Putra Malaka, Malaysia. Menentukan objek studi banding untuk mahasiswa Magister Ilmu Administrasi (MIA) angkatan X, melalui perdebatan panjang. Pertanyaannya, mengapa ke Malaysia? Toh pemerintahnya otoriter terselubung, demokrasinya terkoyak bak Indonesia ketika Orde Baru. Satu semester penuh pertentangan baru menemukan sepakat. Tim teaching, dosen, mahasiswa bahkan pihak eksternal MIA pun beradu argumen seakan tak berujung. Di Negeri Malaka, negara bagian Malaysia, yang populer dengan lagu milik Poppy Mercury; Hati Siapa Tak Lupa, ada rumah sakit internasional, Putra Specialys Hospital (PSH) yang mendunia. Rumah sakit itu menjadi salah satu pilihan pasien kelas elit dan menengah dari Indonesia ketika berobat ke luar negeri. \"Ke situ kita studi,\" timpal Ketua Tim Teaching, Dr Panji Suminar MA. Panji setuju, setelah memperhatikan paparan Sekretaris Program MIA Unib, Drs Khahar Hakim MSi, ketika November 2014 lalu. Lantas Direktur MIA, Dr Achmad Aminudin MSi yang baru pulang umrah pun langsung setuju. \"Kita dapat melihat dan mempelajari bagaimana di Malaysia, sebuah rumah sakit milik kerajaan (pemerintah setempat, red) yang luar biasa unggul. Manajemennya swasta, walau pemiliknya pemerintah,\" kata Dedy Kurniawan salah seorang mahasiswa peserta studi banding. Dituturkan mahasiswa yang juga anggota DPRD Mukomuko ini, ia dan rekan-rekannya dibuat terkejut sekaligus bangga, ketika mendengar penjelasan pihak manajemen rumah sakit PSH dan Menteri Kesehatan Negara Bagian Malaka, Yb Datuk Abd Rahman bin Abd Karim. Ada sejumlah dokter ahli lulusan sejumlah universitas ternama di Indonesia, seperti Unpad dan UGM. \"Satu sisi, kita bangga juga. Ada medis dan profesional produk Indonesia. Tapi, sayangnya, rumah sakitnya di Malaysia sedangkan pasiennya banyak dari Indonesia,\" ungkap Dedy. Sementara itu, pasca melakukan perjalanan luar negeri, Januari sampai Februari lalu, Sabtu 30 Mei 2015, para mahasiswa akan menghadapi ujian hasil studi pelayanan publik di rumah sakit internasional di Malaka tersebut. (**/krn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: