Asean-Japan Youth Forum 2015, Dari Bengkulu untuk Dunia
BENGKULU, BE - Asean-Japan Youth Forum (AJYF) 2015 di Bengkulu resmi dibuka di Hotel Santika sekitar pukul 10.00 WIB pagi kemarin ((5/3), yang ditandai dengan penabuhan dol oleh Director of Information and Media Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Siti Sudarma didampingi Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah, Direktur Indonesia Student and Youth Forum (ISYF) atau Forum Pelajar dan Pemuda Indonesia, A. Fajar Kurniawan dan Second Secretary the mission of Japan to Asean, Jun Takahashi. Kegiatan ini dihadiri 100 pemuda yang lulus seleksi dari berbagai negara Brunei Darussalam, Kaboja, Indonedia, Laos, Malaysia, Jepang, Myanmar, Filiphina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Acara pembukaan ini juga dihadiri unsur Forum Koordinasi Pemerintah Provinsi Bengkulu serta para kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Asean-Japan Youth Forum 2015 ini berlangsung selama 3 hari, 5 hingga 7 Maret 2015 yang dipusatkan di Hotel Santika Bengkulu. Saat konferensi pers usai acara dibuka, Direktur Indonesia Student and Youth Forum (ISYF) atau Forum Pelajar dan Pemuda Indonesia, A. Fajar Kurniawan mengungkapkan bahwa selama ini pembangunan tidak identik dengan pemuda, sehingga forum AJYF 2015 tersebut dijadikan momentum dan sejarah bagi Provinsi Bengkulu. Selain itu, hal yangf tak kalah pentingnya adalah kegiatan yang berlangsung selama 3 hari itu akan mendapatkan gagasan dan ide-ide briliant yang lahir dari Bengkulu untuk dibawa ke tingkat Asean dan dunia. \"Output dari kegitan ini, kita ingin melahirkan berbagai program kerjasama pemuda lintas negara. Selama ini kerjasama yang dibangun hanya pemerintah dengan pemerintah, sedangkan dari masyarakat dengan masyarakat atau pemuda dengan pemuda sangat kurang sekali, bahkan nyaris tidak ada,\" ungkap Fajar. Tidak hanya itu, hasil AJYF di Bengkulu ini juga akan dijadikan salah rekomendasi pada pertemuan pemuda di tingkat yang lebih tinggi, bukan hanya di Asean. \"Kita ingin mendorong pembangunan, karena isu yang dibawa oleh pemuda adalah isu yang paling strategis. Negara atau daerah akan maju jika pemudanya berkontribusi dalam pembangunannya,\" imbuh Fajar. Sementara itu, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah berharap, bahwa kegiatan tersebut bisa mendatangkan keuntungan besar bagi Provinsi Bengkulu, yakni munculnya pemikiran untuk menarik investor Asean untuk ikut membangun Bengkulu melalui jalur investasi. \"Disisi lain, biaya promosi daerah adalah biaya terbesar, nah dengan acara ini promosi bagi kita, karena kepada para pemuda yang hadir ini akan kita sampaikan bahwa kita memiliki jutaan budaya, adat istiadat dan kesenian. Momen kita memperkenalkan kepada mereka. Tidak menutup kemungkinan suatu saat mereka menggelar even besar maka ikutkan sertakan Bengkulu. Hal-hal yang belum terpromosi dengan baik ke Asean, kita harap para pemuda inilah yang mempromosikannya,\" harap gubernur. Dibagian lain, Wakil Gubernur Sultan B Najamudin sebagai Advisor ISYF mengungkapkan bahwa sudah waktunya pemuda Indonesia berperan aktif di kancah global. Pemuda perlu diberikan wadah untuk bisa terlibat dengan adanya kegiatan yang mendorong keterlibatan kaum muda yang lebih besar dalam mendukung komunitas Asean 2015. \"Pemuda adalah investasi terbaik untuk masa depan. Kegiatan ini sebagai upaya terjalinnya people to people contact dan berorientasi pada people centered khususnya dikalangan muda sebagaimana diamanatkan oleh Asean Socio Cultural Community (ASCC) blueprint,\" paparnya. Dalam kesempatan itu, perwakilan Kementerian Luar Negeri RI, Siti Sudarma menyampaikan bahwa dijadikan Bengkulu sebagai tuan rumah, bukan tanpa sebab. Melainkan gagasan dan keinginan kuat dari para pemuda di Bengkulu dan mendapat dukungan dari Forum Pemuda Asean. Menjadi tuan rumah merupakan keuntungan besar bagi masyarakat Bengkulu, karena dalam pertemuan itu juga akan dibahas tentang persiapan masyarakat Bengkulu menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun 2015 ini. \"Selain tempatnya bertugas gagasan terkait program pemuda Asean, kegiatan ini juga akan melahir persiapan menghadapi MEA. Karena mau tidak mau dan suka tidak suka, MEA akan masuk ke Indonesia dan dipastikan tiba di Bengkulu, karena itu dibutuhkan persiapan. Jika tidak siap, maka kita akan kalah dan tersingkir,\" pungkasnya.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: