Warga Syukuran Harimau

Warga Syukuran Harimau

SELUMA UTARA, BE - Seekor Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) memang telah berhasil ditangkap petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Seluma. Namun masyarakat Desa Talang Beringin Kecamatan Seluma Utara masih merasa khawatir. Warga desa pun bersama-sama dengan bermodalkan iuran Rp 10 ribu menggelar ritual doa bersama agar dijauhkan dari ancaman marabahaya sekaligus syukuran atas tertangkapnya harimau tersebut yang akan digelar Sabtu (28/2).

“Kendati berhasil ditangkap satu ekor kita tetap saja merasa khawatir akan keselamatan sehingga kami melakukan doa bersama dengan cara memotong satu ekor kambing,” sampai tokoh masyarakat Desa Talang Beringin Daharudin.

Iuran yang diminta kepada seluruh kepala keluarga di Desa talang beringin ini sendiri akan dipergunakan untuk keperluan ritual tersebut. Termasuk memenuhi kebutuhan acara. Seperti pembuatan nasi jambar. Ritual ini sejatinya dilakukan setiap tahunnya. Mengingat sebagian besar masyarakat desa masih mengharapkan hasil bumi dari kawasan tersebut. Hanya saja, akhir-akhir ini diperparah lagi dengan dikeluarkannya Hak Guna Usaha(HGU) terhadap perkebunan sawit PT Laras Prima Sakti(LPS) yang baru melakukan perluasan kawasan. Ia menduga inilah yang membuat harimau tersebut marah dan memangsa manusia.

“Jika kami dianggap mengganggu ekosistem dari harimau salah besar. Pasalnya tak jauh dari lokasi Bukit Kumbang terdapat kawasan yang dikeramatkan.” Sampainya.

Ini ditambah lagi dengan Bukit Kumbang ini sekarang juga telah rata dengan tanah setelah PT LPS ini membuka lahan dengan alat berat dan jelas ini merupakan faktor penyebab dari kemarahan raja hutan ini. “Selama ini jika sekedar bertani kami tidak menjadi amukan harimau,”sampainya.

Sementara itu kemarin sekitar pukul 09.00 WIB sejumlah karyawan PT LPS yang beraktifitas di kawasan Bukit Kumbang kembali melihat 2 ekor harimau lagi yang berkeliaran di seputaran kawasan perusahaan tersebut “Pagi tadi pukul 09.00 WIB kami melihat harimaunya mas berada di tepian hutan yang berbatasan dengan lokasi kami bekerja mas,” sampai Sumaryono kepada BE.

Diceritakan Sunaryo, jika harimau yang masih berada di hutan ini masih sangat besar dengan yang berhasil masuk perangkap tersebut. Bahkan saking besarnya harimau yang tersisa ini suara harimau tersebut terdengar dari atas alat berat yang tengah dioperasikannya. “Kami mendapati akan hal tersebut jelas tidak berani untuk beraktifitas terlebih dahulu. Melainkan kembali ke mess saja,” keluhnya.

Bakal Dilepaskan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Anggoro Dwi Sujiarto, mengatakan, pihaknya akan melepaskan harimau yang diduga telah memakan Lisman (53), warga Desa Talang Beringin Kecamatan Seluma Utara. Hal ini berdasarkan pada instruksi yang mereka terima dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (Ditjen PHKA). “Berdasarkan instruksi yang kami dapatkan dari Ditjen PHKA, awalnya kami diharuskan untuk melakukan rehabilitasi terhadap harimau tersebut kemudian setelah itu dilepaskan kembali ke habitatnya,” kata Anggoro, Jum’at (27/2).

Ia menjelaskan, pelepasan ini harus segera dilakukan karena bila terlalu lama ditangkar, maka insting berburu binatang ini dikhawatirkan akan hilang. Disamping itu, lamanya penangkaran juga dikhawatirkan akan membuat sang raja hutan sulit untuk kembali beradaptasi di alam liar.

“Segera kami akan melakukan koordinasi dengan seluruh elemen masyarakat yang terkait, baik itu Polhut, Babinsa, Dokter Hewan, Pemkab Seluma, maupun LSM yang berkompeten. Agar ditemukan solusi kolektif terbaik dalam menghadapi masalah ini. Kami berterima kasih atas bantuan dan kerjasama yang diberikan oleh semua pihak atas upaya untuk menyelesaikan kejadian ini,” ujarnya.

Ia juga berharap pengertian semua pihak untuk tidak mengamati hewan ini secara langsung. Pasalnya, saat ini, kondisi harimau masih dalam keadaan stress tinggi sehingga dinilai rawan bila ingin dilihat secara langsung. Bila dipaksakan, pihak BKSDA Bengkulu khawatir akan menambah stress dan menyebabkan hilangnya gairah makan hewan mamalia ini. “Umur harimau sumatera ini kurang lebih sekitar 5 tahun dan berjenis kelamin jantan. Untuk saat ini belum bisa diganggu karena sedang mengalami stress berat. Hewan ini berhasil ditangkap berkat kerjasama antara kami dengan pihak Babinsa, Kodim dan Pemkab Seluma,” ungkapnya.

Setiap hari, Anggoro melanjutkan, pihaknya memberikan makanan berupa ayam atau pun daging sebanyak 3-5 kg per hari. Makanan diberikan setiap pagi dan sore hari. Saat ini, pihak BKSDA Propinsi Bengkulu bersama dokter hewan masih terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap perkembangan fisik hewan buas ini.

“Ini sebenarnya bukan hal baru yang terjadi di Kabupaten Seluma. Kami akan memperbaiki mekanisme kerja agar hal serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari. Secara prinsip bagi kami, hal yang paling mendasar adalah, manusia harus bisa hidup selaras dengan hewan,” pungkasnya. (009/333)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: