Pembangunan Rel Kereta Bisa Batal

Pembangunan Rel  Kereta Bisa Batal

Jika Alur Masih Dangkal

BENGKULU, BE - Pembangunan mega proyek rel kereta api yang menghubungkan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ke Muara Enim, Sumsel, bisa saja batal atau ditunda bila kondisi alur Pelabuhan Pulau Baai masih dangkal seperti saat ini. Hal itu dikarenakan kedalaman alur yang memadai dan bisa dimasuki kapal vesel dengan kapasitas di atas 60 ribu ton merupakan syarat mutlak, semua batu bara yang diangkut kereta api tersebut dikeluarkan dari Bengkulu melalui Pelabuhan Pulau Baai. Untuk diketahui, saat ini kondisi alur pelabuhan masih sangat dangkal, yakni antara 12-14 meter yang hanya bisa dilewati oleh kapal dengan beban dibawah 33 ribu ton. Karena itu, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah memberikan peringatan kepada PT Pelindo II Cabang Bengkulu selaku operator pelabuhan tersebut untuk segera melakukan pengerukan alur dan melengkapi sejumlah saran dan prasaran lainnya, termasuk terminal curah cair yang sempat dijanjikan beberapa bulan lalu. \"Saya sudah pamit dengan Menteri Perhubungan terkait kondisi Pelabuhan Pulau Baai kita kasih waktu kepada PT Pelindo untuk membenahinya satu tahun ini. Kalau sampai akhir tahun ini tidak juga ada pembenahan, misalnya terminal curah cair belum juga dibangun, kedalaman alur belum jls, saya pamit ini akan kita tinjau ulang izinnya. Saya kaget, Menhub langsung menjawab silahkan diusulkan, saya akan tandatangani izinnya,\" kata Junaidi meniru ucapan Menhub, Ignasius Jonan. Agar investor rel kereta api tidak ragu berinvestasi di Bengkulu, ia meminta Pelindo segera membenahi pelabuhan tersebut, karena semua batu bara yang dibawa dari Muara Enim hingga Bengkulu Tengah akan dibawa ke Pelabuhan Pulau Baai untuk dimuatkan kedalam kapal. Dan dipastikan pengusaha batu bara akan melewati daerah lain jika kondisi alur masih dangkal seperti saat ini sejumlah pengusaha batu bara mengekspor batu baranya di provinsi lain. \"Sebenarnya saya sudah ketemu langsung dengan Direktur Utama PT Pelindo II, Pak RJ Lino dan menyampaikan keluhan terkait masalah alur ini, jawabannya iya, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tandanya bahwa pelabuhan itu akan dibenahi,\" bebernya. Diakui Junaidi, selain pihak invetor rel kereta api berpikir ulang karena kondisi alur dangkal, Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat dirugikan, seperti pajak dan bea cukai berkurang drastis dari tahun sebelumnya. \"Kita lihat dulu, jika memang PT Pelindo tidak ada progres, ya mau tidak mau kita akan surati Menteri Perhubungan untuk menyampaikan kondisi alur dan meminta Dirjen Perhubungan mengkali ulang izin PT Pelindo II menjadi operator Pulau Baai, karena saya rasa masih banyak pihak swasta lain yang mampu menjadi pelabuhan itu lebih baik,\" tukasnya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: