Ekonomi Bengkulu Diprediksi Tumbuh 6,5 %

Ekonomi Bengkulu Diprediksi Tumbuh 6,5 %

BENGKULU,BE- Jika melihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Bengkulu rata-rata dalam satu tahunnya tumbuh sebesar 6,2 persen. Menurut pengamat ekonomi Bengkulu Bayu Martanto perekonomian akan tumbuh sebesar 6,5 persen pada tahun ini. \"Ini merupakan pengamatan beberapa tim dengan membandingkan dengan pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir, 6,5 persen tersebut ditambah plus minus 1 persen,\" ujar Bayu Martanto yang juga menjabat Deputi kepala Bank Indonesia Bengkulu Bidang Ekonomi moneter.

Menurutnya, pertumbuhan itu akan tercapai jika pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terus memperbaiki infrastruktur yang ada. Pasalnya infrastruktur merupakan faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi. faktor lain yang harus dibenahi pemerintah adalah tata kelola birokrasi, meskipun beberapa waktu terakhir biroksasi terus melakukan perbaikan namun menurut bayu perlu ditingkatkan lagi. Faktor lain adalah harga komoditas dunia. \"Selain beberapa faktor tersebut faktor inflasi yang beberapa tahun terakhir yang cukup rendah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Bengkulu,\" tambah Bayu.

Jika faktor tersebut saling bersinergi maka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen bisa terjadi. Pengurangan subsidi bahan bakar minnyak juga akan berpengaruh terhadap ekonomi. Menurut Bayu pencabutan subsidi BBM tersebut akan menimbulkan gejolak namun gejolak tersebut bisa diatasi dengan mengalihkan subsidi tadi pada sektor lain seperti pendidikan atau bantuan lain seperti subsidi pupuk untuk petani sehingga dapat menekan angka produksi.

\"Meskipun infrastruktur sudah baik, namun pertumbuhan tersebut juga akan menemui tantangan yaitu resiko ekonomi global yang mungkin masih berlanjut, dan jika ekonomi global mengalami kelesuan maka akan berdampak pada turunya Ekspor,\" demikan Bayu. Masyarakat Miskin Turun 0,3 Persen Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) RI. Jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan pada bulan September 2012 turun sebesar 0,3 persen jika dibandingkan pada bulan maret 2012. Jika pada bulan Maret jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan berjumlah 29,13 juta jiwa atau 11,96 persen dan pada bulan September berkurang menjadi 28,59 juta jiwa atau 11,66 persen.

\"Penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan berkurang 0,54 juta jiwa, lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 0,13 juta jiwa,\" ungkap Dr Suryamin MSc saat release data bersama seluruh Kepala BPS se Indonesia Kemarin.

Selanjutnaya Ia menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya angka kemiskinan tersebut dipengaruhi inflasi yang terjadi relatif rendah, penerimaan raskin meningkat 2,59 persen, upah harian buruh tani dan bangunan meningkat sebesar 1,29 dan 2,96 persen, harga beras secara nasional stabil, kenaikan nilai tukar petani sebesarĀ  0,70 persen, tingkat pengangguran terbuka juga mengalami penurunan.\"Faktor lainnaya adalah perekonomian Indonesia yang mengalami pertumbuahan sebesar 6,12 persen,\" tambahnya Sementara Itu Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Bengkulu Bambang Widjonarko SP mengatakan terkait rencana pemerintah yang akan membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dapat memicu bertambahnya masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini dikarenakan jika Pembatasan BBM bersubsidi dan kenaikan TDL direalisasikan maka akan memicu kenaikan harga-harga barang, dan akan menaikan batasan garis untuk masysrakat miskin\"Saat terjadi kenaikan secara otomatis akan menaikan batas garis kemiskinan, dan Masyarakat yang berada dibatas tersebut secara otomatis akan berada di bawah garis tersebut,\" terang Bambang. (cw2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: