Baku Tembak 11 Jam, 49 Polisi Tewas

Baku Tembak 11 Jam, 49 Polisi Tewas

\"055709_928125_tentara_Philipina_dl\"MANILA – Operasi antimilitan yang digelar aparat Filipina dengan target sarang Bangsamoro Islamic Freedom Fighters (BIFF) di wilayah selatan Pulau Mindanao, Minggu (25/1), berujung pertempuran sengit. Sedikitnya 49 polisi tewas dalam baku tembak yang berlangsung sekitar 11 jam tersebut. ”Sejauh ingatan saya, ini merupakan jumlah kehilangan terbesar dalam satu pertempuran bagi kepolisian,” papar Menteri Dalam Negeri Manuel Roxas. BIFF yang merupakan sempalan Moro Islamic Liberation Front (MILF) itu memang tidak mau berdamai dengan pemerintah. Padahal, MILF telah meneken perjanjian damai dengan pemerintah pada 24 Januari 2014. Dalam jumpa pers, Kepala Polisi Nasional Leonardo Espina mengatakan bahwa personel kepolisian yang terlibat dalam penyerbuan ke sarang BIFF adalah Unit Aksi Khusus alias Special Action Force (SAF) Kepolisian Filipina. Dia mengaku mengerahkan 400 personel ke persembunyian BIFF di Kota Mamasapano, Provinsi Maguindanao. Tujuan utama penyerbuan itu adalah menangkap Zulkifli bin Hir. Zulkifli adalah anggota kelompok militan Jamaah Islamiyah (JI) yang berperan sebagai perakit bom. Dia terlibat dalam Bom Bali 2002 dan serangkaian serangan berikutnya di berbagai wilayah yang juga mematikan. Menurut Roxas, Zulkifli merupakan salah seorang militan yang paling diburu Amerika Serikat (AS). Washington menyediakan hadiah USD 5 juta (sekitar Rp 62,4 miliar) untuk penangkapannya. Awalnya pemerintah sempat mengklaim misi SAF sukses. Sebab, Zulkifli yang punya nama alias Marwan dapat dilumpuhkan dengan timah panas. Militan yang jago merakit bom itu tewas dalam baku tembak dengan aparat. Tapi, beberapa waktu kemudian, Roxas meralat keterangan tersebut. ”Pasukan kami kehilangan jejak target dalam operasi tersebut,” ungkapnya dalam pernyataan tertulis. Selain merenggut 49 nyawa, pertempuran sejak Minggu pagi itu menimbulkan korban luka. ”Sekitar 11 polisi terluka. Tidak ada informasi mengenai korban dari sisi militan,” kata Jubir Kepolisian Regional Judith Ambong. Pemerintah lantas menjuluki 49 polisi yang tewas dalam pertempuran sengit itu sebagai fallen heroes alias pahlawan yang gugur. ”Mereka layak disebut pahlawan karena gugur dalam pertempuran sengit saat berusaha menangkap pengebom asal Malaysia Zulkifli bin Hir alias Marwan,” terang Roxas. Selain Zulkifli, kabarnya, perakit bom asal Filipina Abdul Basit Usman berada di sarang BIFF saat SAF menyerbu. Tapi, buron nomor wahid Filipina itu berhasil melarikan diri. Di tempat terpisah, Presiden Benigno Aquino III alias Noynoy meminta pemerintah menyelidiki insiden di kawasan selatan Pulau Mindanao tersebut secara mendalam. Apalagi, menurut MILF, Kepolisian Filipina tidak berkoordinasi dengan mereka sebelum melakukan aksi Minggu lalu. Padahal, sesuai perjanjian damai, aparat harus berkoordinasi dengan MIFL dalam melancarkan aksi antiteror apa pun. ”Ini akan menjadi masalah yang besar,” ujar Mohagher Iqbal, juru runding MILF. Meski sampai sekarang MILF masih memegang teguh kesepakatan damai dengan pemerintah, penyerbuan maut di sarang BIFF itu bisa menjadi ancaman serius. Dia berharap bentrok Minggu lalu menjadi insiden terakhir yang melibatkan pemerintah dan militan. Jika tidak, dia yakin perdamaian akan usai. (AP/AFP/hep/c10/ami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: