Hadirkan 25 Ribu Peserta, Batik Terbaik Diberi Reward
Ketika Hari Batik Besurek Kota Bengkulu Dicanangkan Meski telah berusia ratusan tahun, namun Batik Besurek khas Bengkulu belum pernah mendapatkan tempat yang istimewa dalam panggung agenda pemerintahan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Kota Bengkulu mencanangkan Hari Batik Besurek Kota Bengkulu pada tanggal 18 November 2014. Selanjutnya, setiap tanggal tersebut, seluruh PNS dan pelajar se Kota Bengkulu diwajibkan mengenakan Batik Besurek. ======================= RUDI NURDIANSYAH, Kota Bengkulu ====================== Hampir seluruh kepala SKPD yang terkait dengan kegiatan besar hadir diruangan Pelaksanatugas (Plt) Sekretaris Kota (Sekkot) Bengkulu, Drs H Fachruddin Siregar MM, siang kemarin. Kehadiran tersebut menandakan keseriusan Pemerintah Kota dalam menggelar Lomba Karnaval dan Pameran, serta Pencanangan Hari Batik Besurek Kota Bengkulu pada tanggal 18 November 2014 kelak. Kegiatan ini mengangkat tema, \'Dengan pencanangan Hari Batik Buserek, Mari Kita Pakai dan Lestarikan sebagai Identitas Daerah\'. \"Sebanyak 25 ribu peserta akan kita hadirkan dalam parade ini, semua menggunakan Batik Besurek,\" kata Walikota Bengkulu H Helmi Hasan SE melalui Kabag Humas Setda Kota, Dr H Salahuddin Yahya MSi, kemarin. Pada kegiatan parade tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu menerapkan libur fakultatif terhadap sejumlah sekolah. Mobilisasi juga berasal dari instansi-instansi Pemerintah Kota. Saat parade berlangsung, sejumlah atraksi menarik akan ditampilkan oleh sejumlah drum band dan kreasi dari SKPD. \"Bagi pengguna Batik Basurek terbaik, panitia telah menyiapkan reward yang menarik. Tapi jenisnya belum diputuskan,\" ungkapnya. Tempat pelaksanaan Lomba Karnaval dan Pameran, serta Pencanangan Hari Batik Besurek Kota Bengkulu ini masih belum final. Panitia masih mengkoordinasikan masalah tempat ini kepada pihak kepolisian. Namun dalam rancangannya, kegiatan ini akan dilaksanakan di sepanjang Jalan A Yani Kelurahan Jitra, Kota Bengkulu. \"Ini dalam rangka menghidupkan potensi lokal sekaligus mengangkat potensi Batik Besurek yang selama ini kurang optimal,\" ujar Salahuddin menjelaskan tujuan acara ini. Mengenai pemilihan tanggal 18 November sendiri, dinyatakan, hal ini terkait bersamaan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Bengkulu. Dengan kesamaan momentum ini, Pemerintah Kota berharap eksistensi Batik Besurek sebagai identitas Bengkulu dapat terus dilestarikan. \"Para pengusaha hingga pemerhati budaya kami ajak serta untuk terlibat dan mengeluarkan semua kreasinya dalam kegiatan ini, sehingga produk Batik Besurek bukan hanya bisa go nasional, tapi bahkan internasional,\" sampainya. Batik Besurek (bersurat atau menulis) umumnya dibuat dengan motif kaligrafi Arab serta potongan ayat-ayat suci Al-Quran. Dalam sejarahnya batik ini diperkenalkan oleh saudagar dan seniman batik dari Demak saat masih berbentuk kerajaan Islam pertama dan terbesar di Pulau Jawa pada kisaran tahun 1475–1548. Awalnya digunakan untuk menutup Al-Qur\'an, namun berkembang luas di seluruh Indonesia yang menjadi mitra Kesultanan Demak seperti Cirebon, Jambi dan Bengkulu. Versi lain Batik Besurek Bengkulu merupakan perpaduan antara motif kaligrafi daerah Jambi dan Cirebon. Motif batik yang dikenal ratusan tahun yang lampau adalah huruf Arab gundul berisi pujian dan do\'a kepada Tuhan yang digunakan untuk upacara adat. Pada masa dahulu, kain ini dapat digunakan untuk kegiatan suka seperti pesta pernikahan, atau kegiatan duka seperti penutup mayat. Kain tersebut dinilai keramat dan tidak boleh digunakan sembarangan. Sesuai dengan perkembangan zaman, motif Arab gundul tersebut kemudian dipadukan dengan ornamen-ornamen lain seperti ornamen bunga cengkeh, ornamen bunga Raflesia Arnoldy dan ornamen lainnya. Proses pembuatannya sama dengan kain batik di Jawa. Awalnya dirumah-rumah pengrajin. Namun karena trand menggunakan Batik Besurek saat ini menurun drastis, membatik sudah sangat jarang dilakukan. Kawasan yang menjual Batik Besurek bisa ditemukan di pusat jajanan khas dan oleh-oleh di kawasan Anggut Atas dan Penurunan Kota Bengkulu. Para penjual umumnya berharap agar Pemerintah Daerah terus memperhatikan perkembangan batik ini, tidak hanya dengan bantuan pemasaran, namun juga bantuan permodalan. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: