SBY Menolak, Jokowi Siapkan Kebijakan Khusus
JAKARTA, BE – Presiden terpilih Joko Widodo bergerak cepat menindaklanjuti hasil pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Nusa Dua, Bali, Rabu malam (27/8). Kemarin sore (28/8), Jokowi membahasnya bersama dengan Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dan tim transisi. Pertemuan di Rumah Transisi itu juga melibatkan fraksi-fraksi di parlemen dari partai pendukung, yakni PDIP, PKB, Partai Nasdem, dan Partai Hanura. JK terlihat tiba di Rumah Transisi sekitar pukul 15.40. Itu merupakan kali pertama JK datang ke kantor yang terletak di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta. Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto menuturkan, memang ada pertemuan pada pukul 16.00 antara Jokowi-JK, serta fraksi DPR dari partai pendukung. ”Pertemuan ini ditujukan mengeksplor hasil pertemuan di Bali,” jelasnya ditemui di Rumah Transisi. Andi mengaku belum mengetahui apa yang akan dibicarakan secara detail. Namun, berbagai masukan dari Presiden SBY yang telah memimpin selama sepuluh tahun akan menjadi pertimbangan. ”Nanti baru dibahas,” ujarnya. Sementara itu, Deputi Tim Transisi Hasto Kristiyanto menjelaskan, apapun hasil pertemuan antara SBY dengan Jokowi tentu saja menjadi pertimbangan. Termasuk terkait dengan persoalan harga BBM bersubsidi. Kalaupun opsi menaikkan harga BBM pada masa pemerintahan SBY ditolak, dia menyebut, Jokowi sudah memiliki kebijakan tertentu. ”Tidak masalah,” tandasnya. Menurut Hasto, sebenarnya, yang paling utama adalah adanya harapan untuk bisa berkomunikasi dengan sejumlah kementerian, seperti Kementerian Keuangan. ”Ini untuk melihat kemungkinan adanya anggaran cadangan yang bisa digunakan untuk memberikan antisipasi atas efek kenaikan BBM,” jelas Wasekjen DPP PDIP itu. Jangan Timbun BBM Akhir-akhir ini antrean mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai padat di sejumlah SPBU di Bengkulu. Kuat dugaan, masyarakat melakukan penimbunan terkait beredarnya isu bahwa pemerintah akan menaikkan harga BBM. Karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Bengkulu, Ismed Lakoni mengimbau agar masyarakat tidak panik dan tidak terpengaruh dengan isu tersebut dengan menimbun BBM sebanyak-banyaknya. Karena menurutnya, isu tersebut belum dapat dipastikan, karena presiden SBY sendiri menolak menaikkan BBM hingga masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober mendatang. \"Kita mengimbau agar masyarakat tidak antusias membeli BBM bersubidi, dan juga jangan menimbun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak dinginkan seperti terjadonya antrean panjang dan dapat menyebabkan kebakaran jika disimpan di rumah dalam jumlah besar,\" imbaunya. Jika ada yang menimbun, ia pun meminta aparat kepolisian untuk tidak berdiam diri. Karena melakukan penimbunan BBM sudah dikategorikan pelanggaran pidana. \"Kalau ada yang menimbun, itu kewenangan aparat penegak hukum untuk menindaklanjutinya. Karena itu gunakanlah gunakan BBM secukupnya saja,\" ujarnya. Selain itu, Ismed juga meminta masyarakat agar tidak perlu risau atau resah dengan wacana kenaikan harga BBM yang cukup signifikan hingga Rp 3000 dari harga BBM saat ini. \"Kita tunggu saja benar-benar naik atau tidak, yang jelas hingga saat ini belum ada pembicaraan tentang kenaikan BBM, baik dengan Permina maupun pemerintah pusat. Masyarakat juga jangan percaya dengan isu itu,\" imbuhnya. Menurutnya, jika memang harga BBM mau dinaikkan dan ada penolakan dari masyarakat Bengkulu, maka pihaknya akan menyurati pemerintah pusat agar mempertimbang kembali rencana kenaikan itu. \"Kita akan menyuarakan aspirasi masyarakat Bengkulu, jika ada yang menolak kita siap menyurati pemerintah pusat,\" katanya. Pun begitu, ia mengaku hingga kemarin antrean di sejumlah SBPU di Kota Bengkulu sudah kembali normal, karena sejak Selasa malam (26/8) kuota BBM sudah diberikan full tidak lagi dikurangi seperti yang dilakukan beberapa hari sebelumnya. \"Pantauan kami antrean tidak lagi begitu panjang, mudah-mudahan kondisi seperti ini dapat dipertahankan,\" harapnya. Mengantisipasi maraknya penimbunan ini, beberapa SPBU yang ada di Provinsi menyiapkan operator untuk memimalisir tindakan nakal para konsumen tersebut. \"Sejak Selasa lalu kami telah menyiapkan operator kami yang bertugas untuk mengantisipasi konsumen nakal yang menimbun BBM,\" ujar Pengawas SPBU Pagar Dewa, Todi kepada BE, kemarin. Todi menjelaskan, beberapa kendaraan akan dicek apakah sudah dimodifikasi tanki penyimpanan bahan bakarnya atau belum. Pasalnya, Todi melanjutkan pada saat isu kenaikan BBM seperti saat ini menguat, para sopir biasanya memperluas tanki minyak agar bisa menampung dalam jumlah volume yang lebih banyak. \"Menurut saya stok BBM untuk Bengkulu sebenarnya masih cukup untuk konsumsi jika saja masyarakat tidak panik dan masih membeli secara normal dan wajar. Tapi sekarang ini kan terjadi panic buying sehingga masyarakat berlomba-lomba untuk menimbun BBM,\" jelasnya. Selain mengawasi beberapa tanki yang sudah dimodifikasi, tim operator ini juga akan mengawasi para konsumen yang mengisi secara berulang-ulang. \"Operator kami juga akan mengantisipasi konsumen yang mengisi bahan bakar secara berulang-ulang,\" pungkasnya. (609/400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: