Jembatan Alternatif Tidak Jamin Keselamatan
BENTENG, BE - Putusnya akses dua kecamatan yakni, Kecamatan Merigi Sakti dan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), beberapa waktu lalu membuat para petani di Desa Taba Durian Sebakul Kecamatan Merigi Kelindang nekat menyeberangi sungai Musi. Mereka melalui jembatan alternatif di ujung desa setempat. Hanya saja, jembatan itu tidak bisa menjamin keselamatan petani. Pasalnya bentuk jembatan alternatif murni dari lapisan kayu, yang sudah lapuk dengan lebar sekitar 1 meter di atas sungai. “Banyak petani yang takut,” ujar Kades Taba Durian Sebaku, Syafril. Menurut Kades, pada musim hujan, banyak petani memilih selamat harus putar arah ke Desa Komering, terus melalui jalan utama Kelindang dan masuk Desa Taba Durian Sebakul atau Desa Komering. Hal itu dikarenakan jembatan alternatif ini sering makan korban, menjatuhkan petani yang melintas dan langsung masuk aliran sungai yang deras. “Banyak petani yang takut,” terangnya. Akses jembatan alternatif itu,sambung Syafril, berulangkali rusak dan hanyut ketika banjir bandang. Perangkat desa selalu mengingatkan warga di Taba Durian Sebakul, agar memilih selamat, daripada tewas hanyut di Musi. “Tidak ada yang dapat menjamin ketangguhan jembatan, baik warga di Desa Komering atau di Taba Durian Sebakul, pilih selamat,” imbuh. Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Benteng, Yanuar Agus mengaku sudah menurunkan tim ke lokasi, jembatan putus akses dua kecamatan. Mengenai kerusakan akan diupayakan program rehabilitasi dan rekontruksi. “Lokasi dan gambaran jembatan putus sudah dicatat tim bencana daerah, kita akan mengupayakan untuk mengusulkan perbaikan,” jelasnya. Selama kondisi jembatan rusak tambah Yanuar , warga diminta tidak memaksa menyeberangi jembatan putus. Karena bisa berakibat fatal, warga bisa saja masuk jatuh ke dalam aliran sungai Musi yang terlihat deras. “Tugas camat dan perangkat desa, harus memastikan masyarakat jangan naik jembatan, karena sangat berbahaya dan ancam nyawa,jembatan, karena sangat berbahaya dan ancam nyawa,” tegasnya. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: