TKI Pilih Malaysia

TKI Pilih Malaysia

TALANG EMPAT, BE- Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi merilis TKI asal Benteng banyak memilih bekerja di Malaysia. Mereka banyak terserap di sektor perkebunan dan berindak sebagai tenaga buruh.

Menurut Kabid Naker, Muhtadi, SH, warga memilih bekerja menjadi TKI dipengaruhi keinginan untuk mengubah nasib. Sekalipun, upah jadi buruh di Malaysia tidak terlalu besar, bahkan bisa dibilang pas-pasan. Bila dibandingkan upah disektor perkebunan Sawit dan karet didalam negeri upahnya pun tak kalah besar.

\"Ya kebanyakan mereka tamatan SD, ada faktor harapan dapat mengubah nasib. Pekerjaannya hampir sama, nyadap karet,\" papar Muhtadi.

Walaupun upah TKI di Malaysia tergolong kecil, setiap tahunnya perusahaan penempatan jasa TKI selalu menawarkan kesempatan menjadi  TKI itu. Mulai untuk tenaga disektor buruh perkebunan atau pabrik. Setiap tahun, kata Muhtadi selalu ada warga yang mendaftar. Muhtadi mengemukakan di tahun 2010 ada 5 TKI asal Benteng berangkat ke Malaysia, bekerja di sektor perkebunan, 2011 ada 50 orang di sektor yang sama, dan tahun ini ada 7 orang juga di bagian buruh kebun. Mereka semuanya laki-laki. \"Kalau yang bekerja di Arab Saudi, Singapura, Mesir, Korea dan Jepang, itu melalui Provinsi tidak lewat kami. Karena untuk negara itu ada Mou khsusus, sehingga pendaftaran langsung di Disnaker Provinsi,\" ujar Muhtadi.

Banyaknya warga Benteng menjadi TKI ke Malaysia, menurut Muhtadi bukan berarti didaerah pemekaran termuda ini tidak ada lapangan pekerjaan. Ia memastikan tingkat pengangguran di Bengkulu Tengah relatif kecil. Sebab, pemuda di Bengkulu Tengah, sekalipun berupah minim mereka tetap punya penghasilan setiap harinya. Kuantiatas pengangguran itu juga tidak bisa diukur di Disnaker. Karena tidak ada laporan warga yang mencari pekerjaan. Terlebih menurut Muhtadi definisi \"menganggur\" itu artinya jika seseorang tidak bekerja di bawah 40 jam dalam seminggu. Bila ini dialami seseorang barulah dia bisa dikatakan sebagai pengangguran. (122)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: