Pengidap ISPA 11 Ribu Orang

Pengidap ISPA 11 Ribu Orang

  BENTENG, BE – Menjadi wilayah perlintasan truk angkutan Batubara, berdampak buruk bagi warga yang menetap di pinggiran jalan lintas truk tersebut. Salah satu dampak buruknya, banyak warga yang diserang inveksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hingga pertengahan 2014, penderita ISPA mencapai 11.000 warga. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan selama 2013 yang mencapai 10.399 warga, sekitar Kecamatan Karang Tinggi dan Talang Empat. Kepala Dinkes Benteng, I Putu Sura Atika SKM, MM, mengatakan, ISPA adalah penyakit yang biasa muncul pada musim pancaroba akibat sirkulasi virus di udara yang meningkat. Selain itu, perubahan udara dari panas ke dingin, memperlemah daya tahan tubuh, termasuk polusi udara, karena debu jalan dan Batubara. “Biasanya pada musim kemarau, warga mudah diserang ISPA,” ujar Putu. Dilanjut Putu, gejala ISPA bervariasi. Mulai demam, nyeri tenggorokan, pilek, hidung mampet, batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas. Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat dan lama, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. “Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis atau radang saluran pernapasan halus di paru-paru. Dengan gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara, yang menimbulkan croup dengan gejala sesak napas. Tetapi semuanya hampir maksimal diatasi medis puskesmas,” terangnya. ISPA merupakan penyakit menular, bisa terjadi akibat menghirup droplet atau percikan lendir yang dikeluarkan penderita ISPA. “ISPA akibat virus lain tidak bisa dicegah masuk ke rongga pernapasan, untuk mengurangi penderita, sebaiknya pemerintah memastikan tidak ada debu atau polusi di jalan. Seperti aktivitas truk batu bara,” tutupnya.(111)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: