Meriam Meledak, Bocah Melepuh
BENTENG, BE - Lantaran diduga mengunakan minyak tanah oplosan saat bermain meriam bambu, membuat seorang bocah, Ferdi alias Jojon (9), warga Desa Karang Tengah Kecamatan Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, mengalami luka bakar. Bagian dada, kaki dan bagian alat vitalnya melepuh. Hingga saat ini, bocah malang ini masih menjalankan peratawan intensif di RSUD Bengkulu Tengah (Benteng). Peristiwa yang menimpa buah hati pasangan Jusilawati (35) dan Suharno (40) terjadi sekitar pukul 6.30 WIB, pagi kemarin didepan rumahnya. \"Saya baru tahu setelah anak saya itu menjerit, ketika keluar saya melihat bagian dadanya sudah melepuh,\" ujar Suharno (40), kemarin di RSUD Benteng. Menurut Suharno, kronologis kejadian berawal dari anak - anak sebayanya bermain meriam yang terbuat dari bambu. Oleh sebab itu, korban juga ikut bermain meriam tersebut. Hanya saja, diduga minyak tanah yang digunakan untuk menghidupkan meriam bambu itu dari oplosan, menyebabkan meriam yang tengah dipanaskan dan disulutkan dengan api itu langsung meledak hingga membuat bambu itu terbelah dua. Minyak tanah oplosan yang berada didalamnya langsung menyembur ke bagian tubuh buah hatinya tersebut. Sepontan mendapatkan semburan api panas itu membuat korban menjerit hingga membangun dirinya dari tidur. Kemudian, korban langsung dilarikan ke RSUD Benteng untuk menjalankan perawatan atas luka bakar yang dideritanya. \"Begitu saya melihat anak saya telah tergeletak, langsung saya larikan ke rumah sakit,\" akunya. Dikatakannya, kejadian yang menimpa anaknya ini dapat diambil pelajaran bagi anak - anak yang lain agar tidak bermain meriam bambu. Karena, cukuplah anaknya saja yang menjadi korban dalam permainan tradisional ini. Sehingga, anak - anak lain tidak mendapatkan musibah serupa. Sebab, jika sudah terjadi maka orang tua yang akan dirugikan. \"Sebenarnya, saya sudah melarang anak saya untuk bermain meriam, namun ia masih juga,\" jelasnya. Sementara itu, Kapolsek Taba Penanjung, Iptu Risdianta SH membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya, mengihimbau agar anak - anak khususnya di Kecamatan Taba Penanjung tidak bermain meriam bambu ini. Sebab, disamping dapat membahayakan dirinya juga akan menimbulkan ganguan bagi warga di sekitarnya. Karena meriam bambu ini mengeluarkan suara yang kuat sehingga dapat menimbulkan keresahan bagi warga khususnya yang sudah berusia lanjut. \"Kami mengimbau agar anak - anak untuk tidak bermain meriam bambu ini lagi karena dapat membahayakan,\" imbaunya.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: