Harga Karet Anjlok
LAIS, BE - Harga karet di tingkat petani di Bengkulu Utara (BU) kini kian anjlok, hingga ke ke titik Rp 5 ribu per kg. Akibatnya, pettani menjerit, sementara sebagian besar mata pencarian penduduk BU, petani karet dan sawah. Namun harga karet tidak seimbang dengan modal yang telah dikeluarkan sebelumnya. \"Para petani hanya bisa menjerit saja dengan kondisi saat ini, harga karet sangat murah, tidak sebanding dengan modal yang sudah dikeluarkan,\" jelas Kades Lubuk Gedang, Mustadi. Harga karet sebelumnya 2010 lalu mencapai Rp 40 ribu per kg. Namun setelah memasuki tahun 2011 harga karet mulai turun hingga saat ini mencapai Rp 7.500 per kg, tapi pembelian dari petani hanya Rp 5 ribu per kg. Harga karet ini membuat para petani menderita, apalagi kebutuhan perekonomian yang tidak mencukupi. \"Itulah kondisi harga saat ini, dari para petani toke karet membelinya seharga Rp 5 ribu, lalu kepabrik karet Rp 7.500, terang saja ini sangat miris sekali. Harga tidak sebanding dan tidak mencukupi perekonomian petani di sini,\" ungkapnya. Ia berharap ada bantuan dan solusi dari pemerintah daerah menyikapi harga karet yang sangat menurun ini, karena dikhawatirkan jika berlarut-larut akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, misalnya tindak kriminal kejahatan pencurian. \"Kami harap pemerintah daerah bisa membantu kondisi warga saat ini, petani karet sudah tidak mampu lagi menanggung beban hidup. Sumber penghasilan hanya dari tanaman karet,\" jelasnya. Menyikapi hal itu, Bupati BU, Dr Ir H M Imron Rosyadi MM MSi mengatakan, upaya pemerintah daerah ingin membangun pabrik karet karena hasil produksi karet di BU setiap tahunnya mencapai 80 ribu ton. Dengan kondisi harga karet yang turun itu, nantinya diharapkan dapat membantu para petani langsung membawa hasil karetnya ke pabrik untuk pengolahan, sehingga tidak melalui orang kedua ataupun pihak ketiga. \"Kita harap petani ini bersabar dulu, pemerintah daerah selalu memikirkan bagaimana rakyatnya sejahtera, kita rencananya akan bangun pabrik karet, agar petani langsung membawa hasil produksi nya ke pabrik, jadi harga yang dijual bisa naik dari sebelumnya,\" demikian Imron. (117)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: