Tips Hindari Investasi Bodong

Tips Hindari Investasi Bodong

\"020313-HN1-investasi-bodong\"JAKARTA,BE- Dugaan terjadinya praktek investasi bodong kembali muncul. Ari Pratomo, pemilik CV Panen Mas, kabur membawa uang nasabah. Walhasil, para nasabah yang terlanjur menanamkan modal di perusahaan agrobisnis ini pun tinggal gigit jari. Dari kejadian tersebut, sebagian investor merasa dibohongi oleh Ligwina Hananto. Pasalnya, perancang keuangan dari Quantum Magna itu yang merekomendasikan mereka untuk berinvestasi di sana. Agar tidak terjebak dalam investasi bodong, masyarakat awam benar-benar harus memperhatikan beberapa hal sebelum melakukan investasi tertentu. Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Indarto, berbagi tip agar tak mudah tertipu oleh investasi bodong. Apa saja tipsnya? Pertama, masyarakat yang sudah investasi harus melihat hasilnya. \"Ketika hasil terlalu tinggi atau jauh di atas yang ditawarkan perbankan, maka harus mulai berhati-hati,\" kata Eko kepada Tempo, 17 Februari 2014. Menurut dia, jika hasil yang ditawarkan sangat tinggi dalam waktu instan, maka risiko yang ditanggung juga lebih tinggi. Kedua, hasil investasi yang tinggi tidak bisa berlangsung tetap dan stabil. Menurut Eko, jenis investasi yang bisa memberikan hasil tetap hanya deposito dan obligasi. \"Di luar itu ya tidak bisa. Maka jangan harapkan hasil investasi yang stabil atau tidak berubah. Akan terjadi fluktuasi,\" katanya. Jika ingin hasil yang tetap, seseorang disarankan memilih investasi dalam bentuk deposito atau obligasi. Tip ketiga, jika ingin berinvestasi, maka jangan hanya menelan bulat-bulat saran yang diberikan oleh seorang perencana keuangan. Menurut dia, begitu seseorang berinvestasi, maka ia harus mengerti bagaimana cara kerja investasi tersebut dan bagaimana investasi itu memberikan hasil. \"Harus pakai logika, jangan langsung percaya dan menelan semua yang disarankan financial planner. Misalnya kalau produknya berupa produk pertanian, ya tidak akan memberikan hasil tetap. Kita harus mengerti bagaimana sistem itu bekerja,\" katanya. Terakhir, Eko menyarankan sebelum memilih perusahaan investasi atau produk investasi harus memperhatikan aspek legalitas perusahaan atau produk tersebut. Menurut dia, banyak kasus terjadi di mana masyarakat tidak paham perusahaan atau produk investasi sehingga mereka dengan mudah memberikan uang. \"Padahal perusahaan tidak jelas, produknya juga,\" katanya. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: