DPD Sosialisasi Anti Narkoba

DPD Sosialisasi Anti Narkoba

BENGKULU, BE - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Bambang Suroso melakukan sosialisasi anti narkoba kepada kalangan pemuda dan pelajar. Menurut Bambang, narkoba adalah musuh terbesar bangsa ini karena telah merusak pikiran generasi muda penerus bangsa. \"Nanti dimasa depan, kalian akan menggati para wakil rakyat dan pejabat tersebut, sehingga jangan dirusak diri dengan barang-barang haram,\" jelas Bambang Suroso, kemarin. Bambang SUroso mengungkapankan, saat ini salah satu upaya mengembalikan wujud jati diri bangsa adalah dengan mengajak gerasi muda jauhi narkoba. \"Banyaknya pengguna narkoba, itu sebuah fakta kerusakan bangsa. Sehingga kita terpanggil untuk mensosialisasikan narkoba ialah perusak paling besar,\" sebutnya. Disebutkan Bambang, pemuda merupakan penerus pemegang kekuasan kedepan. Bila generasi muda hancur karena narkoba, tentunya akan manghancurkan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga sudah seharusanya seluruh elemen bangsa untuk melakukan sosialisasi anti narkoba. \"Jadilah warga negara yang baik, nilai-nilai bangsa dengan ideologi pancasila, harus ditanamkan. Pasca reformasi pancasila terabaikan hingga menyebabkan negeri mengalami deremoralisasi,\" tuturnya. Dalam dialog dengan sekitar 150 pelajar dan mahasiswa di Wedika Hotel itu, turut juga hadir Ketua BNN Provinsi, Kombes Pol Djoko Marjatno SIk SH dan Profesor Alnopri sebagai pembicara. Dalam kesempatan itu, Kepala BNN mengingatkan para peserta, bahwa narkoba bisa memicu kenakalan para pelajar. Seperti terjadinya tawuran atau perkelahian. Di samping itu, narkoba bisa menyebabkan menurunnya prestasi siswa. \"Total pemakai narkoba mencapai 4 juta lebih, berbagai jenis narkoba mulai dari ganjang, sabu ektasi dan lain-lain,\" katanya. Djoko menyebutkan, banyak kendala yang dialami dalam memberantas atau upaya menyembuhkan ketergantungan pengguna narkoba tersebut. Mulai dari rehabilitasi dikelola pemerintah terbatas. Hingga masih banyak keluarga pencandu dan masyarakat yang tidak melapor bila ada anggota keluaranya mengkonsumsi barang terlarang itu. \"Sejauh ini BNN punya 3 tempat rehabilitasi. Itu masih sangat kurang untuk menangani jumlah pengguna narkoba,\" ungkapnya. Dilanjutkannya, pengguna narkoba pasca direhabilitasi bukanya menghentikan kebiasan buruknya. Tetapi malah kebanyak kembali menjadi pencandu, setiap tahunnya pengguna narkoba cenderung meningkat. \"Pasca rehabilitasi, bukannya tobat cenderung 60 persen kembali lagi,\" ujarnya. Kondisi tersebut diperpara dengan kenyataan, peredaran narkoba yang semakin menganas saja, sekalipun terus diberantas oleh aparat penegak hukum. Para pelaku kejahatan narkoba terus saja melakukan penyeleundupan narkoba berbagai moduspun dilakuan oleh para penjahat tersebut untuk menyupai narkoba ke tanah air. \"Saat ini ada 21 jenis zat narkotika baru. Omset narkoba 21 milyar dolar pertahun,\" ucapnya. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: