Jebol Akibat Hujan Lebat
CURUP, BE - Jebolnya pelapis tebing sepanjang 6 meter di kawasan Desa Sindang Jaya Kecamatan Sindang Kelingi diakui Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong (RL), Masdar Helmi SSos. Kepada wartawan, Selasa (4/3), ia menjelaskan, jebolnya pelapis tebing yang dibangun akhir 2013 lalu itu diakibatkan curah hujan sehingga konstruksi bangunan pelapis tebing jebol karena tidak mampu menahan tanah timbunan yang longsor tergerus air hujan. “Kami sudah langsung ke lokasi pasca mendapatkan informasi tersebut dari media massa. Setelah kami lihat, kondisi itu murni akibat hujan deras, bukan karena kualitas konstruksi yang tidak maksimal,” ujar Masdar. Kendati demikian, Masdar tidak menampik jika pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan pembangunan tahun anggaran 2013 dan baru selesai dikerjakan pada akhir tahun 2013 lalu. “Kegiatan pembangunan pelapis tebing ini masuk dalam item kegiatan pasca bencana alam 2013 yang kita laksanakan,” ujar Masdar. Di bagian lain, Masdar mengaku lupa berapa nilai anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan pembuatan pelapis tebing itu, sehingga gagal mengatasi curah hujan, termasuk perusahaan pihak ketiga pelaksana pembangunan itu. “Saya lupa siapa yang mengerjakan. Tetapi, karena itu masih dalam masa pemeliharaan maka akan tetap di perbaiki oleh pihak ketiga. Sebab, itu masih tanggung jawab mereka. Perbaikannya, akan segera dilakukan dalam waktu sepekan ini,” tegas Masdar. Seperti diberitakan sebelumnya, belum habis masa pemeliharaan, pelapis tebing yang berada di jembatan Desa Sindang Jaya yang menjadi batas Kecamatan Sindang Kelingi dan Kecamatan Sindang Dataran yang selesai dibangun akhir tahun 2013 kondisinya telah jebol diterjang air hujan. Diduga kuat, pada pelaksanaan pembangunan pelapis tersebut sarat akan penyimpangan. Temuan pelapis tebing jebol tersebut disampaikan anggota Komunitas Masyarakat Cinta Lembak Eka Tajuk, Senin (3/3). “Kami tidak tau berapa dananya. Proyek dikerjakan oleh dinas mana kami juga tidak tahu. Sebab, di lokasi pengerjaan tidak ada papan merk sebagai identitas proyek,” ujar Eka. Ditambahkan Eka, sebagai salah satu pemuda Lembak dirinya meminta instansi terkait yang menangani pekerjaan tersebut dapat bertanggung jawab atas hasil proyek yang diduga mark up tersebut. “Lihat saja hasil pekerjaannya seperti apa. Massa pelapis tebing sudah ambrol oleh hujan. Padahal barui selesai di kerjakan. Artinya ini perkerjaan asal-asalan,” ujar Eka. (999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: