Media Berperan Ciptakan Pemilu Berkualitas

Media Berperan Ciptakan Pemilu Berkualitas

\"RIO-DENGARBENGKULU, BE - Peranan media menjadi sangat vital dalam suksesi Pemilu 9 April mendatang. Media massa dituntut untuk memberikan informasi yang dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, bukan menjadi alat untuk mengarahkan opini publik agar memilih salah satu caleg maupun parpol tentu  Ini agar Pemilu menjadi berkualitas dengan terpilihnya Caleg yang memiliki kemampuan untuk menjadi wakil rakyat. \"Peranan pers itu sangat kuat. Karena yang dikatakan pers itu akan didengar oleh masyarakat. Kekuatan ini hendaknya diarahkan untuk memberikan informasi yang memberikan pendidikan politik bagi masyarakat menuju Pemilu yang berkualitas,\" ucap Pimpinan Tim Kerja Sistem Ketatanegaraan MPR RI, Ir Rully Chairul Azwar MSi dalam dengar pendapat dengan tema Peran Media Dalam Mensukseskan Pemilihan Umum di Hotel Madelin. Kegiatan dengar pendapat, kemarin (22/2) digagas MPR RI bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Selain Rully, Ketua KPU Provinsi Irwan Saputra dan Sekretaris PWI Bengkulu Deva Musri ikut menjadi narasumber dengan dipandu moderator Ade Kurnia. Rully yang juga anggota Fraksi Golkar di DPR RI itu menyinggung fenomena pemilik media yang terjun ke gelanggang politik. Kondisi ini membuat independensi media menjadi dipertanyakan.\"Independensi itu yang harus dimiliki meskipun ada orang dalam di media itu yang menjadi caleg atau petinggi partai. Pers yang mampu bertanggung jawab dalam menyajikan berita sekalipun di bawah tekanan komersial,\" tambah politisi asal Bengkulu ini. Di negara maju sudah dibentuk peradilan pers sehingga orang yang merasa dirugikan dengan pemberitaan media massa dapat menuntut di peradilan tersebut. Dengan begitu sengketa permasalahan terkait pemberitaan yang disajikan media massa tidak harus dilakukan di pengadilan umum. \"Sengketa pemberitaan bisa dilakukan di peradilan pers jika di negara maju,\" terangnya. Sementara itu Sekretaris PWI Bengkulu Deva Musri menegaskan tetap berkomitmen untuk menjaga netralitas dalam Pemilu. Fungsi media sebagai kontrol sosial juga akan terus dilakukan.\"Media dalam pemberitaannya berkomitmen untuk memberikan pencerdasan kepada masyarakat dan tidak menjadi corong politik,\" tutur penyiar senior RRI ini. Sorotan independensi media dalam Pemilu ini juga, tutur Deva, sudah menjadi pembahasan PWI maupun Dewan Pers. Menyikapi Pemilu ini, PWI Pusat pun telah mengeluarkan 7 butir komitmen sikap organisasi wartawan itu terhadap persoalan-persoalan yang muncul di masyarakat. Catatan akhir tahun berisi 7 sikap PWI itu ditandatangani Margiono selaku ketua umum PWI. \"Ada 7 butir komitmen yang telah menjadi sikap organisasi pers dalam Pemilu,\" katanya lagi. Di antara komitmen tersebut dibacakan Deva, media berkomitmen tidak terseret ke dalam konflik atau persaingan politik antar kontestan pemilu. Media harus menghindari peranan “intensivier of conflict”, peranan mengintensifkan dan memperbesar skala konflik melalui pemberitaan yang bersifat bombastis dan provokatif. \"Selain itu media-media massa harus dapat menahan diri dan tahu batas dalam mengampanyekan para pemiliknya yang terjun ke politik praktis. Perlu digarisbawahi, semakin lama publik semakin memahami status media sebagai institusi sosial yang harus mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi,\" tegasnya. Di bagian lain Ketua KPU Irwan Saputra menegaskan sosialisasi Pemilu bukan hanya tanggung jawab dari KPU semata. Tapi juga semua elemen, baik pemerintah atau masyarakat. Ia pun mengaku KPU telah maksimal menyosialisasikan Pemilu kepada semua lapisan pemilih. Diprediksinya tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu legislatif kali ini di Provinsi Bengkulu meningkat hingga 25 persen. \"Kita sering melakukan sosialisasi dengan relawan demokrasi yang kita bentuk. Tokoh-tokoh masyarakat juga kita libatkan, ini kita anggap lebih baik dibanding metoda sosialisasi yang lain,\" imbuhnya. (320)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: