Dua Proyek Pemprov Terbengkalai
BENTENG, BE - Walaupun, Gubernur Bengkulu, H. Junaidi Hamsyah, S.Ag merupakan putra Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Namun, sepertinya kebijakan pembangunan di Bumi Maroba Kite Maju belum terlaksana maksimal. Sebab di Benteng ada 2 proyek milik Pemprov yang terbengkalai. Yaitu proyek pemotongan dan pelebaran jalan diliku sembilan kawasan gunung yang terletak di Desa Tanjung Heran Kecamatan Taba Penanjung serta pembangunan jalan Pondok Kubang, Simpang Plajau hingga ke Pagar Jati. Proyek yang tak kunjung selesai ini banyak diprotes oleh masyarakat, terutama pengendara mobil dan motor yang melintas dilokasi proyek. \"Kita berharap Pak Gubernur tidak setengah - setengah membangun Benteng ini,\" ungkap anggota DPRD Benteng, Feri Hariadi, S.Sos pada BE kemarin. Menurutnya, untuk pembangunan dan pemotongan tebing diliku sembilan sudah menghabiskan anggaran sekitar sebesar Rp 38 miliar. Namun proyek ini dirasakan kurang membawah azaz manfaat. Proyek ini dikerjakan oleh PT AJ, yang disebut milik mantan Kadis PU Provinsi Bengkulu. Dilokasi proyek saar hujan turun, jalannya menjadi licin dan sangat membahayakan pengendara. Dijelaskannya, ditambah lagi dengan seringnya terjadi tanah longsor dilokasi proyek pemotongan tebing tersebut. Oleh sebab itu, dewan meminta Pemprov mencarikan solusi atas persoalan tersebut. Setidaknya, pada tahun 2014 ini dilanjutkan pembangunnya. Sebab, jika tidak dilanjutkan pembangunannya, dana proyek pembangunan jalan yang sangat besar itu menjadi tanda tanya masyarakat. \"Saya sudah sering mendengar keluhan pengguna jalan atas kondisi jalan dikawasan liku sembilan itu,\" jelasnya. Feri memperkirakan proyek besar itu kurang tepat perencanaannya Sebab, bila perencanaannya matang maka proyek ini tidak mungkin terbengkalai, seperti kondisi saat ini. Hal ini harus menjadi perhatian khusus oleh Pemprov agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Saat BE mencoba mengkonfirmasi perihal penyelesaian proyek Pemprov ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Azwar Boerhan meminta BE menanyakannya ke Kabid Bina Marga. Begitu BE bertemu Kabid Bina Marga, Buyung Muntahan, ST malah dilempar lagi diminta agar mewawancarai PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) proyek tersebut. BE pun mendatangi ruangan PPTK tersebut, namun yang bersangkutan tidak berada ditempat. Akibatnya keterangan mengenai proyek ini belum berhasil diperoleh. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: