Kepala Sekolah Dirampok, Guru Mogok Mengajar

Kepala Sekolah Dirampok,  Guru Mogok Mengajar

CURUP, BE  - Perampokan kembali dialami para guru yang bertugas di wilayah calon Kabupaten Lembak.  Kali ini menimpa Kepala SDN 6 Padang Ulak Tanding (PUT) Suparyono (55) yang harus kehilangan motor Honda Revo Fit BG 4257 HV warna hitam dan tas berwarna hitam yang berisikan surat-surat penting miliknya di sawangan Desa Trans Taktoi Kecamatan PUT, Selasa siang (4/2) sekitar pukul 12.30 WIB. Dua orang pelaku dengan paksa merampas motor korban, dengan cara memukul korban menggunakan benda tumpul hingga Suparyono mengalami sejumlah luka bahkan patah tulang di bagian badannya. Perampokan yang dialami guru saat bertugas tersebut menyebar dengan cepat, bahkan ratusan guru yang bertugas di Lembak kembali mengancam melakukan aksi mogok mengajar di wilayah tersebut karena tidak ada jaminan keamanan. Ketua LBH PGRI Rejang Lebong Helmi kepada wartawan, Rabu (5/2) menegaskan, persitiwa yang dialami Suparyono telah menimbulkan trauma bagi seluruh guru yang bertugas di wilayah Lembak, karena bukan peristiwa pertama yang menimpa para guru dalam bertugas. “Kalau kejadian seperti ini terus, para guru jelas tidak nyaman lagi bertugas di Lembak, karena jaminan keselamatan kami untuk bertugas mengajar tidak ada,” kata Helmi. Diungkap Helmi, Suparyono dirampok saat pulang dari sekolahnya tidak lain mengajar siswa dan siswi di sekolah. \"Kita ini akan mendekati Ujian Nasional, kalau kenyamanan guru dirampas oleh para perampok bagaimana kami bisa bertugas dengan nyaman. Mau berangkat ke sekolah saja kami was-was, kalau seperti ini lebih baik kami mogok\" ungkap Helmi. Kapolres RL, AKBP. Edi Suroso, SH melalui Kabag Ops, Kompol. Edi Sujatmiko membenarkan peristiwa yang dialami salah seorang guru tersebut. Pihaknya bahkan telah melakukan upaya pengejaran pelaku yang diketahui merupakan komplotan berbeda dari pelaku yang kerap beraksi di jalan lintas Curup – Lubuk Linggau. “Saat mendapat laporan, petugas langsung melakukan upaya pengejaran. Dari hasil penyelidikan sementara, pelaku ini komplotan berbeda dari komplotan yang kerap beraksi di jalan lintas. TKP-nya pun cukup jauh dari jalan lintas berjarak 20 KM,” jelas Edi. Terkait tuntutan guru, Edi menegaskan jika pihaknya akan berupaya keras melakukan pengamanan. Hanya saja polisi tidak bisa setiap saat berpatroli karena keterbatasan personil. “Kita mau mengamankan jalan lintas Curup-Lubuklinggau di wilayah Curup juga butuh pengamanan,\" ungkapnya. (cw1/999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: