Hotmix Rp 2,6 M Ada Kubangan

Hotmix Rp 2,6 M Ada Kubangan

\"IMG_6913\"SELUPU REJANG, BE- Pembangunan jalan hotmix yang membentang dari Desa Tasik Malaya, Kecamatan Curup Utara hingga Desa Cawang Lama, Kecamatan Selupu Rejang, sepanjang 4,4 kilometer yang dibangun tahun 2013 lalu kondisinya memprihatinkan. Sebuah kolam berdiameter 10 meter menjadi pemandangan  sangat janggal untuk kegiatan pembangunan hotmix menggunakan dana senilai Rp 2,6 milyar. Bukan hanya pemandangan kolam ditengah jalan, kegiatan proyek dibawah naungan Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Rejang Lebong, tersebut setidaknya sudah rusak dengan kondisi 5 titik jalan berlobang. Dikonfirmasi terkait hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Rejang Lebong Mohamad Zilzal, ST melalui PPTK Pekerjaan Sidik Purnomo dikonfirmasi Bengkulu Ekspress melalui telphone genggamnya, Minggu (19/01) membenarkan kondisi tersebut. \"Untuk jalan yang berbentuk kolam itu, tidak kita kerjakan namun akan dialihkan untuk dilanjutkan pembangunannya tahun ini,\" ungkapnya. Dijelaskan Sidik, pembangunan jalan hotmix yang dikerjakan oleh rekanan Mega Konstruksi tersebut tak bisa sempurna, karena kondisi air tidak memungkinkan untuk dipaksakan hotmix. \"Untuk titik yang telah rusak dan berlobang, nanti kita akan perbaiki karena masih masuk masa pemeliharaan,\" terangnya. Hanya saja, kepada wartawan Sidik mengakui jika perusahaan Mega Konstruksi sudah PHO atau serah terima pekerjaan tahap pertama, bahkan sebagian dana proyek telah dicairkan. \"Pekerjaan itu memang sudah PHO pak,\" jawabnya. Sementara itu, pekerjaan proyek tersebut mendapatkan sorotan dari Hermawan (39) warga Kelurahan Karang Ayar yang mengaku kerap menggunakan jalan tersebut untuk ke lahan pertanian miliknya. \"Kami senang jika jalan dibangun, tapi kami tidak senang kalau baru dibangun sudah rusak,\" sesalnya. Hermawan juga meminta Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab soal perencanaan pekerjaan Hotmix, karena bagaimanapun sebuah pekerjaan tentu ada perencanaan oleh tim konsultan. \"Kalau tau jalan tersebut banyak air, kenapa tidak disurvei dari awal. Artinya tidak ada perencanan awal sebuah pekerjaan atau memang orang dinas tidak turun ke lapangan untuk melihat langsung kondisi jalan sebelum dibangun,\" ungkapnya. Selain itu, Hermawan juga menyesalkan ada beberapa titik jalan yang telah mulai berlubang, bahkan kondisi jalan bergembang. \"Kami mendesak agar pihak Dinas Pekerjaan Umum berani tidak menerima pekerjaan atau sekalian diputus kontrak jika hasil pekerjaan tidak baik. Kami tidak mengerti jalan, namun kalau jalan bergelombang terus sudah berlobang kami tau itu jalan bakal cepat rusak,\" tegasnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: