Kurangi Curah Hujan, Rekayasa Cuaca Digelar Dua Bulan

Kurangi Curah Hujan, Rekayasa Cuaca Digelar Dua Bulan

JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI AU mulai menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di wilayah DKI Jakarta, Selasa (14/1). Langkah ini diambil setelah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menetapkan status siaga darurat banjir, Senin (13/1).

\"Dengan ditetapkannya status siaga darurat banjir oleh Pak Jokowi maka secara legal kami sudah punya dasar untuk melakukan TMC,\" kata Kepala BNPB Syamsul Maarif dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (14/1).

TMC dilakukan untuk mengurangi curah hujan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Rekayasa cuaca ini akan berlangsung selama dua bulan ke depan dengan menghabiskan anggaran operasional sebesar Rp 2 miliar.

Kepala UPT Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo mengatakan, ada dua teknik TMC yang digunakan kali ini. Teknik yang pertama adalah mempercepat proses pembentukan awan hujan atau disebut juga dengan jumping process.

Percepatan dilakukan dengan menembakkan garam NHCH ke dalam awan. Untuk melakukan hal ini, BNPB melibatkan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Casa 212-200 milik TNI AU.

\"Jadi nanti kita pantau dari radar di mana ada pembentukan awan langsung kita tembak sehingga hujan jatuh sebelum masuk ke wilayah Jakarta,\" ujarnya.

Teknik yang kedua adalah mengganggu pembentukan awan dari darat dengan menggunakan ground base generator dan flare. Tujuannya, untuk membangkitkan partikel-partikel halus yang menciptakan efek persaingan di dalam awan sehingga sulit berkembang.

Lebih lanjut Heru mengatakan, langkah yang sama pernah diterapkan di Jakarta saat musim hujan tahun 2013 lalu. Hasilnya, sukses mengurangi curah hujan 20 sampai 35 persen.

\"Untuk yang sekarang, kira-kira hampir sama jumlahnya. Kita akan terbang setiap hari selama dua bulan ke depan,\" tutupnya. (dil/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: