10 Ribu Pasukan Mengawal Piala Dunia 2014

10 Ribu Pasukan Mengawal Piala Dunia 2014

SAO PAULO - Pengalaman rusuh akibat demonstrasi menolak Piala Dunia 2014 ketika Piala Konfederasi 2013 berlangsung musim panas lalu menjadi pelajaran buat Brasil. Mereka tidak ingin kembali terulang saat pesta sepak bola empat tahunan berlangsung musim panas nanti.

Agar keamanan tetap terjaga, Brasil yang bakal kedatangan begitu banyak wisatawan, menyiapkan rencana khusus. Mereka membentuk pasukan anti huru-hara dengan jumlah besar, sebanyak 10 ribu orang.

Kolonel Alexandre Augusto Aragon, kepala Pasukan Elit Nasional Brasil, seperti dikutip wartawan lokal menjelaskan, personel unit khusus dipilih dari kepolisian daerah seluruh wilayah negara itu. Mereka akan ditempatkan di 12 kota yang menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia 2014 pada 12 Juni-13 Juli.

\"Kami begitu memperhatikan masalah keamanan (selama Piala Dunia 2014) bahkan sebelum banyak demonstrasi di berbagai daerah tahun lalu dan awal tahun ini. Sebab, kami tidak menunggu sesuatu yang buruk terjadi dulu,\" ujarnya kepada portal berita G1.

\"Kekerasan yang terjadi dalam beberapa demonstrasi yang mengkhawatirkan kami,\" imbuhnya.

Pada puncak protes tahun lalu, satu juta orang tumpah ruah di jalanan Brasil untuk memprotes naiknya tarif bus, korupsi, dan buruknya pelayanan publik. Massa juga mengkritik miliaran dolar anggaran negara yang dihabiskan untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Bahkan, dalam setiap aksi demonstrasi, massa seperti sudah memiliki yel-yel yang populer untuk diteriakkan. Beberapa di antaranya, \"Tidak akan ada Piala Dunia\" atau \"FIFA pulanglah.\"

Jerome Valcke, sekretaris jenderal FIFA yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan Piala Dunia mengatakan, sistem keamanan untuk mengatasi aksi kekerasan sepanjang penyelenggaran ajang bergengsi tersebut akan superketat. \"Pengamanan tingkat tinggi melebihi apa yang anda bayangkan,\" katanya menjamin.

Valcke mengaku puas dengan respon polisi dalam menghadapi demonstran yang terjadi di enam kota selama Piala Konfederasi berlangsung. Turnamen tersebut berjalan sesuai jadwal dan tidak ada satu pertandingan pun yang terganggu. Dia berharap tipe pengamanan serupa juga dilakukan untuk menghadapi aksi protes sepanjang di Piala Dunia tahun ini. (cak/ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: