4 Cabang Pegadaian Turun Status

4 Cabang Pegadaian Turun Status

BENGKULU, BE- Turunnya harga emas pada tahun 2013 lalu tidak hanya berdampak pada melambatnya pertumbuhan omzet yang didapat Pegadaian Area Bengkulu. Dampak dari turnnya harga emas tersebut berdampak juga dengan beberapa cabang Pegadaian yang mengalami penurunan status yang dulunya berstatus kantor cabang menjadi kantor unit pelayanan cabang. \"Tahun 2013 lalu, ada 4 kantor cabang kita yang turun status menjadi unit pelayan cabang,\" ungkap Manager Area Pegadaian Bengkulu, Purwanto. Empat cabang yang mengalami penurunan status menjadi unit pelayanan cabang tersbeut adalah Cabang Arga Makmur, Cabang Manna, Sarolangun dan Taba Cemekeh. Turunnya keempat cabang tersebut, dikarenakan omzet yang dihasilkan selama periode tahun 2013 ini tidak mencapai Rp 50 miliar. Sesuai dengan kebijakan Pegadaian jika omzet yang didapat tidak mencapai Rp 50 miliar maka turun status dari cabang. Omzet masing-masing cabang yang turun status tersebut bervariasi. Cabang Arga Makmur, omzet yang mereka raih adalah sebesar Rp 20 miliar, Manna Rp 35 miliar, Sarolangun Rp 44 miliar dan Taba Cemekeh Rp 31 miliar. \"Penurunan status dari kantor cabang tersebut sudah kita lakukan sejak bulan Desember 2013 kemarin. Dan saat ini kantor cabang kita hanya tinggal 5 yaitu Bengkulu, Simpang Skip, Panorama, Curup dan Lubuk Linggau,\" tambah Purwanto. Pasca turunya status tersebut, Pegadaian akan melakukan evaluasi terhadap perkembangan 4 unit Pelaynanan tersebut. Jika dalam 2 tahun kedepan omzet yang mereka peroleh membaik maka tidak menutup kemungkinan akan dinaikan lagi statusnya menjadi kantor cabang. Selain menurunkan status beberapa kantor cabangnya, pada tahun 2013 kemarin PT Pegadaian Area Bengkulu juga melakukan penutupan terhadap dua kantor unit mereka. Yakni unit kampung bali dan unit Unib Belakang. Penutupan dilakukan oleh Pegadaian karena omzet yang didapat 2 unit tersebut masih di bawah break even point atau titik impas. Selain turunnya harga emas, menurut Purwanto, faktor lain yang membuat omzet pegadaian turun adalah kebiasaan masyarakat Sumatra yang tidak terbiasa berinvestasi emas. Berbeda dengan daerah timur indonesia yang sudah memiliki kebiasaan berinvestasi emas. Oleh karena dengan kurangnya minat masyarakat sumatera terhadap investasi emas tentunya akan mempengaruhi omzet pegadaian yang bisnisnya sebagian besar di dominasi oleh emas. \"Kedepan kita berharap harga emas akan kembali membaik dan disertai dengan bertambahnya minat masyarakat bengkulu untuk berinvestasi emas,\" tutup Purwanto.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: