Omzet Pegadaian Melambat

Omzet Pegadaian Melambat

BENGKULU, BE- Tren pertumbuhan Omzet Pegadaian area Bengkulu yang tumbuh signifikan pada tahun 2012 lalu tidak berlanjut pada tahun 2013 ini. Tahun 2012 lalu omzet pegadaian area Bengkulu mengalami pertumbuhan hingga 104 persen, namun pada tahun 2013 ini pertumbuhan yang terjadi hanya sekitar 2 persen. \"Meskipun data kita baru sebatas bulan November, kita sudah bisa memastikan pertumbuhan aset kita pada tahun 2013 ini melambat,\" ungkap Manager Area Pegadaian Bengkulu, Purwanto. Hingga bulan Nopember 2013 kemarin, omzet Pegadaian Bengkulu baru mencapai Rp sebesar Rp 485,323 Miliar. Pencapaian tersebut baru terealisasi sekitar 69 persen dari target Pegadaian Area Bengkulu tahun 2013 sebesar Rp 729,785 Miliar. Pencapain omzet Pegadaian Bengkulu tersebut berasal dari 9 Kantor Cabang Pegadaian Bengkulu, yaitu Cabang Bengkulu, Simpang Skip, Panorama , Curup, Lubuk Linggau, Arga Makmur, Manna, Sorolangun dan Taba Cemekeh. Omzet tertinggi dicapai oleh cabang Bengkulu sebesar Rp 98,170 miliar. Sedangkan pencapaian terendah diraih oleh cabang Arga Makmur sebesar Rp 20 miliar. \"Jika kita gabungkan dengan omzet yang kita peroleh hingga bun September ini, pencapaiam omzet kita sebesar 75 persen dari target 2013 ini sebesar Rp 729,785 miliar,\" tambah Purwanto. Lebih lanjut Purwanto menjelaskan, melambatnya pertumbuhan omzet Pegadaian ini hampir merata di seluruh Indonesia. Bahkan menurutnya tumbuh sebesar 2 persen yang terjadi di area Bengkulu ini sudah cukup bagus, karena dibeberapa daerah bukan hanya melambat bahkan mengalami penurunan. Menurunnya omzet ini tidak terlepas dari turunnya harga emas pada tahun 2013 ini. Menurut Purwanto pada akhir tahun 2012 lalu, standar taksiran logam yang ditetapkan pegadaian adalah diatas Rp 500 ribu. Namun pada tahun 2013 ini mengalami penurunan hingga Rp 434 ribu. Tentu saja hal tersebut berdampak pada omzet pegadaian yang sebagian besar unit usahanya bergerak dibidang emas. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa faktor lain yang mempengaruhi adalah masih banyaknya barang jaminan nasabah yang disita dalam proses lelang yang nilainya mencapai Rp 12 miliar. \"Untuk tahun 2014 ini, kita belum bisa memastikan besar target kita. Biasanya kita selalu menargetkan tumbuh sebesar 30 persen dari pencapaian sebelumnya,\" tutup Purwanto.(251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: