Prabowo dan Rhoma Capres Tertolak

Prabowo dan Rhoma Capres Tertolak

JAKARTA, BE - Jelang Pilpres 2014 sejumlah tokoh mulai menunjukkan taringnya untuk bersaing menjadi orang nomor satu di Indonesia. Meski demikian, banyak dari nama capres ini yang ternyata tidak benar-benar dilirik masyarakat. Bahkan ditolak. Hal ini disampaikan dalam survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) yang dilakukan terhadap 61 pakar. Nama-nama yang ditolak sebagai capres di antaranya Prabowo dengan jumlah penolakan sebanyak 20 persen, Rhoma Irama sebanyak 18 persen, Aburizal Bakrie 18 persen, Megawati 7 persen, Pramono Eddhie 3 persen, Wiranto 3 persen dan 31 persen nama-nama lainnya. \"Prabowo Subianto, Rhoma Irama dan Aburizal Bakrie merupakan tiga besar Capres yang ditolak,\" kata Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia (UI) Profesor Hamdi Muluk dalam diskusi di Jakarta Pusat, Minggu, (29/12). Para pakar yang memberikan pendapat itu berasal dari akademisi, LSM, profesional, konsultan politik, politikus, pengamat politik dan tokoh pers. Menurut Hamdi, dalam survei di forum itu, pihaknya mengajukan pertanyaan terbuka mengenai nama Calon Presiden yang ditolak. Menurutnya, penolakan ada karena publik bosan melihat nama-nama lama yang sudah hilir mudik di tengah publik tanpa membawa perubahan berarti untuk rakyat. \"Memang ada tren penolakan pada tokoh publik. Khususnya dalam masalah integritas. Prestasi masa lalu yang tidak mengesankan. Tidak lagi menjadi inspirasi untuk Indonesia, lanjutnya. Selain meminta pendapat penolakan, tutur Hamdi, juga ditanyakan nama-nama yang direkomendasikan sebagai capres. Nama-nama itu di antaranya Jokowi sebanyak 25 persen, Tri Rismaharini sebanyak 14 persen, Anies Baswedan 12 persen, Basuki Tjahja Purnama 8 persen. Disusul Abraham Samad dengan dukungan 6 persen, Chairul Tanjung sebanyak 5 persen, Jusuf Kalla 3 persen dan lain-lain sebanyak 27 persen. \"Harus terisi dengan nama-nama lain sehingga tidak perlu ada tokoh 4 L, lu lagi, lu lagi,\" tandas Hamdi. (flo/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: