Polda Telusuri Sindikat Aborsi Bayi
BENGKULU, BE - Jajaran anggota penyidik Satuan IV Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Reskrimum Polda Bengkulu, terus menelusuri sindikat praktik aborsi atau kasus menggugurkan kandungan, di wilayah hukum Polda Bengkulu. Sebab kasus aborsi memang merupakan fenomena gunung es, yang terlihat di permukaan hanya sedikit namun jumlah kasus yang sebenarnya sangat banyak. Direskrim Umum Polda Bengkulu, Kombes Pol Dedi Irianto SH mengatakan, pihaknya terus melakukan pengembangan dan penyelidikan terhadap temuan-temuan mayat bayi, yang diduga korban aborsi. Apalagi, kata Dedi, pihaknya telah menangkap dan menetapkan dua orang pelaku aborsi yang dilakukan di kalangan mahasiswa, yakni SA (20) warga Jalan Hirida 10 Kelurahan Sidomulyo, TD (23), mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Bengkulu. \"Kasus aborsi ini seperti fenomena gunung es, yang kelihatannya sedikit. Tapi kasus ini saya yakin bayak yang dilakukan orang,\"ungkap Dedi saat ditemui wartawan di Polda kemarin. Dedi menuturkan, untuk memersempit pergerakan sindikat praktik aborsi, jajarannya terus memantau dan mengawasi. Diduga pelaku aborsi yang ia ungkap saat ini mempunyai jaringan. \"Kita akan telusuri sindikat abrosi ini, untuk saat ini kita tidak bisa menuduh begitu saja tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi praktik aborsi. Karenanya, kami juga meminta masyarakat membantu kami membasmi sindikat ini. Kalau melihat dan mendengar adanya praktik aborsi, segera laporkan ke polisi,\" imbaunya. Lebih lajut Dedi mengatakan, ia meminta untuk dinas kesehatan lebih mengawasi terkait dengan penjualan pil yang dijual secara legal oleh pihak apotek. \"Memang pil yang dilakukan pelaku ini didapat dari apotek-apotek, dan nanti semua ini akan kita selediki, jika memang penjualan obat oleh apotek lalai atau melangar UU kesehatan. Nanti kita akan tindak tegas dan akan cabut izinnya,\" ungkapnya. Ditambahkan perwira tiga melati dipundak ini, jika ditelisik lebih jauh aborsi bukanlah masalah sederhana bagi pelakunya, namun biasanya dilatarbelakangi persoalan yang lebih kompleks, mulai dari alasan kehamilan yang tidak diinginkan akibat seks bebas, alasan perkosaan, hingga alasan sosial lainnya. Namun yang terjadi saat ini, aborsi lebih banyak dilakukan bukan lantaran kondisi medis di atas, melainkan sebagai upaya untuk menutupi aib akibat hamil di luar nikah, yang ironisnya ini terjadi di kalangan remaja putri yang notabene merupakan benih-benih generasi bangsa. \"Korban aborsi ini memang banyak terjadi para kalangan remaja putri. Faktornya ini kurangnya pengawasan orang tua, sehingga anak melakukan sek bebas. Dan akhirnya yang terjadi aborsi,\" tutup Dedi.(618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: