Kalamansi Kuasai Pasar Lokal
Minuman Jeruk Kalamansi produksi gunung Bengkulu dari Yayasan Bhaptis Pondok Kubang, sekarang ini laris manis dan mampu menguasai pasar lokal, khususnya di Provinsi Bengkulu. Bahkan secara perlahan produksi kalamansi di Benteng ini mulai dikenalkan ke luar Provinsi Bengkulu, seperti Bandung dan Jakarta. Hal ini dijelaskan pengrajin kalamansi bhaptis Pondok Kubang, Heni. Menurutnya, produksi sirup Kalamansi Benteng tanpa bahan pengawat dan tidak ada tambahan bahan pewarna. Dengan khasiat kaya vitamin C, kalsium, magnesium, phosporus. Dalam kemasannya sirup dapat bertahan selama 6 bulan. Harga sirup ini puna terjangkau oleh kantong masyarakat hanya Rp 28 ribu per liter. “Produksinya 200 liter perminggu, dititipkan di swalayan,” jelasnya. Kalamansi itu dihasilkan petani di wilayah bhaptis dan petani luar yayasan bhaptis. Produksi 200 liter Kalamansi perminggu itu, untuk kebutuhan masyarakat Bengkulu masih kurang. “Kita punya kebun 2 hektare lahan, hasil jeruk kalamansinya ditampung dan langsung diproses atau diolah disentra produksi,” imbuh Heni. Ia menambahkan, pembibitan dan pengelolaan sirup kalamansi di Benteng saat ini sudah berkembang. Kini sudah ada koperasi yang membuat pengolahannya. Bahkan kini masyarakat diluar bhaktis pun sudah mulai banyak menanam atau mengandalkan kalamansi. “Sekarang Jeruk Kalamansi sudah terkenal. Petani sekitar Pondok Kubang dan dalam kabupaten Benteng sudah mulai menyukai kalamansi,” katanya. Sementara itu, Kepala Desa Pondok Kubang, Ispin Said membenarkan, beberapa orang petani sudah menggemari berkebun kalamansi. Merela membeli bibit di Yayasan Bhaptis, dengan harga Rp 8.500 per batang. Tanaman Jeruk Kalamansi ini, 1 tahun sudah mulai panen raya. “Untungnya di kalamansi, tidak pernah putus panen. Kalau rajin sering tambah perluasan kebunnya, bisa berton-ton,” demikian Ispin. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: