NPL Bengkulu Merangkak Naik

NPL Bengkulu Merangkak Naik

BENGKULU, BE- Naiknya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate bukan hanya mempengaruhi pertumbuhan kredit saja namun jika berdampak pada kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Berdasarkan data yang dimiliki Bank Indonesia kredit macet terus mengalami pengingkatan setiap bulannya.\"Dampak dari kenaikan suku bunga BI yang sudah menyentuh angka 7,5 persen, selain memperlambat penyaluran kredit juga memperlambat pengembalian kredit,\" ungkap Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Yuwono. Meskipun perkembangan kredit macet di Bengkulu pada bulan Oktober lebih kecil dari bulan September dimana pada bulan Oktober pertumbuhan kredit macet sebesar 37, 59 persen. Sedangkan pada bulan September tumbuh sebesar 38, 26 persen. Namun jika dilihat dari segi nominal pada bulan Oktober jumlah kredit macet lebih tinggi dengan nilai sebesar Rp 210, 60 miliar. Sementara pada bulan september sebesar 201,11 miliar atau dalam bulan Oktober bertambah sekitar Rp 9 miliar. Lebih lanjut Yuwono menjelaskan, jika dilihat dari jumlah kredit macet tersebut secara ppersentase saat ini mengalami pertumbuhan 0,42 persen. Pada bulan September bertambah 08 persen pada bulan Oktober.  Sehingga saat ini total kredit macet Bengkulu menjadi 1,90 persen dari total kredit yang disalurkan di Bengkulu.\"Pada akhir tahun 2012 lalu kredit macet kita masih pada angka 1,40 persen namun saat ini sudah menyentuh angka 1,90 persen,\" jelas Yuwono. Bertambahnya kredit macet ini, menurut Yuwono dikarenakan bertambahnya nilai kredit yang dikembalikan nasabah akibat kenaikan BI Rite, terlebih lagi masyarakat tidak memiliki belum memiliki penghasilan tambahan untuk menutupi bertambahnya storan mereka tersebut. Yuwono juga menjelaskan kondisi tersebut juga diperparah dengan belum stabilnya harga komoditas utama yang dihasilkan masyarakat bengku seperti kelapa sawit dan karet sehingga masyarakat semakin terbebani. Menurut Yuwono untuk mengatasi masalah tersebut, beberapa bank telah melakukan beberapa langkah alternatif kepada nasabahnya untuk menghindari kredit macet tersebut. Yaitu dengan merevisi perjanjian dimana setoran pengembalian setiap bulannya tetap namun jangka waktu pengembalian ditambah sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani. \"Kita bersama perbankan yang ada sudah melakukan tindakan untuk menekan tingginya kredit macet yang terjadi di Bengkulu, yang merupakan dampak dari naikknya suku bunga Bank Indonesia,\" tutup Yuwono. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: