Elektabilitas Ical tak Naik, Rapimnas Golkar Diyakini Memanas

Elektabilitas Ical tak Naik, Rapimnas Golkar Diyakini Memanas

JAKARTA - Politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang mengatakan, sejumlah Dewan Pengurus Daerah (DPD) I Partai Golkar cemas dengan elektabilitas Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical), sebagai calon presiden (Capres). Kecemasan ini menurut Zainal Bintang, membuat Rapimnas yang akan digelar 22 dan 23 Nopember 2013 akan memanas.

\"Saya baru saja ke Sulawesi, Maluku, dan Papua. Para pengurus di daerah begitu cemas dengan elektabilitas Aburizal Bakri yang tidak kunjung naik. Ini mencemaskan kader Golkar di daerah,” kata Zainal Bintang,  dalam diskusi “Politik Beringin Menjelang Rapimnas” di Jakarta, Kamis,(21/11).

Padahal, lanjut Zainal, tim Ical sudah melakukan beberapa strategi untuk mengemasnya, termasuk melalui media massa. Namun tetap saja belum bisa mencapai 10 persen. “Sampai sekarang, meski sudah diiklankan tiap hari, masih tetap di bawah 10 persen. Sementara elektabilitas partai sudah lebih 10 persen. Inilah yang membuat kecemasan, karena bukan tidak mungkin pada Pemilu legislatif 2014, akan memengaruhi suara perolehan partai,” ujarnya.

Menurut Zainal, para pengurus daerah itu, terutama yang dari pengurus DPD II (tingkat kabupaten dan kota), sudah banyak menyampaikan kegelisahannya soal elektabilitas Ical. Sayang mereka tidak punya suara dalam Rapimnas, sebab dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) yang punya suara DPD I (provinsi). Namun, ujar Zainal, DPD II punya posisi penting, sebab mereka adalah ujung tombak dalam pemilu legislatif dan presiden.

\"Kalau mereka tidak di-wongke, tidak dihargai, bisa membuat kinerja Golkar turun dan buntutnya membahayakan pencapresan Ketua Umum Golkar,\" tegasnya. Dalam kondisi seperti ini, Rapimnas yang digelar kali ini, tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya evaluasi terhadap pencapresan Ical. \"Memang belum ada DPD I yang bersuara secara resmi, tapi mereka secara individual sudah meneriakkan,\" kata Zainal Bintang. Dijelaskannya, suara dari daerah menyatakan, kalau memang elektabilitas Ical tidak naik-naik, maka tim suksesnya perlu dievaluasi. Masih ada tokoh-tokoh bagus seperti Priyo Budi Santoso, Jusuf Kalla, Ade Komarudin, dan lainnya.

\"Bagi daerah, kecemasan ini ditafsirkan bahwa rendahnya elektabilitas Ical bisa-bisa juga menurunkan perolehan suara Golkar, sehingga nanti mungkin hanya akan meraih suara di urutan ketiga atau bahkan keempat. Ini akan sulit untuk mengusung Capres sendiri,\" ujarnya.

Dikatakan Zainal, kata evaluasi ditentang oleh mereka, tapi kepentingan parpol bukan semata hanya untuk mereka. \"Evaluasi memang diasumsikan untuk mengganti pencapresan Ical. Tapi, dalam politik, perlu melihat realitas. Apalagi, realita Capres non-Jawa sulit untuk menang. Perlu ada alternatif jadi RI-2,\" ujarnya. (fas/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: